Bupati Sumedang Pimpin Gerakan Reboisasi di Perbukitan Cimanggung yang Langganan Banjir-Longsor

Reboisasi ini bagian dari strategi Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk  mengembalikan fungsi lahan konservasi dari tanaman palawija

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Siti Fatimah
Dok Humas Pemkab Sumedang
JUMAT BERSIH - Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, saat menghadiri kegiatan Gerakan Jumat Bersih dan Penanaman 1.000 Pohon, di Cimanggung,,Jumat (21/3/2025). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang terus fokus menangani masalah bencana di Kecamatan Cimanggung, termasuk dari sisi jangka panjang. Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir memimpin gerakan reboisasi di lahan perbukitan. 

Reboisasi ini bagian dari strategi Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk  mengembalikan fungsi lahan konservasi dari tanaman palawija menjadi tanaman keras.

Program tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko bencana banjir dan longsor di kawasan perbukitan Gunung Sumbul, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cimanggung.

Inisiatif tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Sumedang,  Dony Ahmad Munir, saat menghadiri kegiatan Gerakan Jumat Bersih dan Penanaman 1.000 Pohon, Jumat (21/3/2025).

Menurutnya, pola tanam palawija yang selama ini diterapkan masyarakat di lahan konservasi perlu diubah karena berdampak buruk terhadap keseimbangan lingkungan.

"Saya melihat bahwa tutupan lahan di kawasan ini sudah banyak berkurang. Palawija yang ditanam di lahan miring sangat rentan menyebabkan erosi dan longsor. Kami akan mengalihkan pola tanam ini dengan menanam tanaman keras yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan maupun masyarakat," kata Bupati. 

Sebagai upaya nyata, Pemkab Sumedang akan memberikan insentif kepada para petani yang selama ini mengandalkan hasil panen palawija.

Mereka akan digaji setiap bulan untuk merawat tanaman keras yang ditanam di lahan konservasi sampai tanaman tersebut tumbuh kuat dan produktif.

"Meskipun lahan ini milik sebuah yayasan, kami meminta agar tetap ditanami tanaman keras. Para penggarap yang sebelumnya menanam palawija akan dialihkan untuk merawat tanaman keras sampai siap panen. Ini juga menjadi solusi agar mereka tetap mendapatkan penghasilan tanpa merusak lingkungan," katanya. 

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Asep Tatang Sujana mendukung upaya yang digagas Bupati Sumedang itu.

Menurutnya, kegiatan itu merupakan bagian dari program besar penanaman 1.300 pohon yang terdiri dari 1.000 tanaman keras dan 300 tanaman buah-buahan seperti mangga dan jambu air.

"Tanaman keras memiliki banyak manfaat. Selain mampu menyerap dan menyimpan cadangan air, tanaman ini juga dapat mengikat tanah agar tidak mudah pecah dan longsor. Kami ingin masyarakat menyadari bahwa penanaman palawija di lahan konservasi hanya memberikan keuntungan sesaat, tetapi berisiko besar," ujar Asep.

Ia menambahkan, palawija memang lebih produktif secara ekonomi dalam jangka pendek, namun mengabaikan keberlangsungan lingkungan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, serta Kecamatan Cimanggung, menyiapkan skema insentif bagi para petani agar mereka tidak dirugikan secara ekonomi.

"Ini bukan hanya soal melestarikan alam, tetapi juga tentang menjaga keselamatan masyarakat. Dengan adanya program ini, kami berharap masyarakat dapat beralih ke tanaman keras yang lebih ramah lingkungan, tanpa mengorbankan penghasilan mereka," kata Asep. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved