Majelis Masyarakat Sunda Deklarasikan Manifesto MMS, Peta Jalan untuk Masa Depan Tatar Sunda

Majelis Musyawarah Sunda (MMS) menyampaikan Manifesto MMS dalam Musyawah Tahunan ke-II MMS

Editor: Siti Fatimah
Dok MMS
MUSYAWARAH MMS- Majelis Musyawarah Sunda (MMS) menyampaikan Manifesto MMS dalam Musyawah Tahunan ke-II MMS, sebagai peta jalan strategis memulihkan martabat dan masa depan Tatar Sunda dalam peradaban Indonesia modern, di Gedung Sate, Sabtu (22/11/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Majelis Musyawarah Sunda (MMS) menyampaikan Manifesto MMS dalam Musyawah Tahunan ke-II MMS, sebagai peta jalan strategis memulihkan martabat dan masa depan Tatar Sunda dalam peradaban Indonesia modern, di Gedung Sate, Sabtu (22/11/2025).

Manifesto MMS yang merangkum empat agenda strategis Peradaban Sunda Raya menuju 2045, yang selaras dengan visi Indonesia Emas 2045 tersebut diserahkan langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi

Penyerahan disaksikan sejumlah tokoh nasional dan daerah diantaranya  Wakil Menteri Dalam Negeri Akhmad Wiagus, Pangkogabwilhan I Letjen TNI Kunto Arief, serta para pinisepuh yakni Pinisepuh I MMS Burhanudin Abdullah, Pinisepuh Nu'man Abdul Hakim, Pinisepuh Taufikurahman Ruki, Pinisepuh MMS Laksamana (Purn) Ade Supandi, Sekda Jabar Herman Suryatman, Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa Karya, dan PJ Gubernur 2023-2025 Jabar Bey Machmudin.

Presidium Pinisepuh MMS Dindin S. Maolani mengatakan, persoalan Sunda hari ini tidak dapat lagi dipahami sebagai masalah parsial atau sektoral, melainkan persoalan sistemik dan struktural yang saling mengunci.

“Persoalan Sunda hari ini bukan sekadar daftar keluhan tetapi masalah sistemik yang rumit dan harus diselesaikan melalui kepemimpinan kolektif dan keberanian mengambil keputusan strategis,” kata eks Tenaga Ahli Kejaksaan Agung tersebut.

Menurut advokat senior tersebut, realitas yang dihadapi Sunda Raya mencakup ketimpangan fiskal atas kekayaan alam dan tata ruang yang diekstraksi tanpa kembalian yang adil kepada rakyat, kebudayaan yang terpinggirkan, pendidikan yang tertinggal, ekonomi rakyat yang rapuh penuh kemiskinan, serta kepemimpinan kolektif yang sedang tumbuh namun belum terkonsolidasi. 

Ketua Panata Gawe MMS Andri Perkasa Kantaprawira mengatakan, MMS menyusun Manifesto diawali rangkaian Sawala Maya I & II secara zoom lalu  musyawarah di Unpad 15 November lalu. 

Proses penyusunan mencakup pembuatan policy brief, notulensi rapat pinisepuh, serta rekomendasi komisi-komisi terkait sebagai dasar perumusan arah perjuangan jangka panjang.

Dari rangkaian rumusan tersebut, MMS menyampaikan empat agenda strategis sebagai Manifesto Peradaban Sunda Raya menuju 2045 sekaligus mendorong agenda besar Indonesia Emas 2045.

Pertama, penguatan jati diri strategi dan pemajuan kebudayaan Sunda. Agenda ini diwujudkan melalui Revolusi Pendidikan Karakter Sunda, Kebijakan afirmatif bahasa dan toponimi, serta Inisiasi Dana Abadi Kebudayaan Sunda Raya.

Kedua, Sunda jeung Sarakan jeung Sunda jang Negara melalui penataan ulang hubungan pusat dan daerah. Agenda ini dilaksanakan melalui Reforma keadilan fiskal nasional, integrasi Sunda Raya melalui konsep Benelux,  Pencabutan moratorium pemekaran CPDOB yang selektif untuk Sunda Raya, serta Peninjauan kembali kebijakan strategis nasional di Tatar Sunda.

Ketiga, prioritas pembangunan dan kesejahteraan.

Agenda ini dilakukan melalui Audit sistemik Proyek Strategis Nasional di wilayah Sunda, Reforma agraria kultural dan ekonomi rakyat, serta Pembangunan berbasis data presisi dan Indeks Kesejahteraan Sunda Raya.

Keempat, menciptakan sistem Sunda dan kepemimpinannya.

Hal ini dilakukan melalui pembentukan Sunda Leadership Institute, Konsolidasi Fraksi Sunda Raya kepada wakil rakyat asal Jawa Barat Banten dan DKJ di DPR DPD dan DPRD, Penyusunan Buku Putih Perjuangan Sunda, serta Pengakuan MMS sebagai mitra strategis negara dan daerah.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved