Dedi Mulyadi Serius Soal Reaktivasi Jalur Kereta Api di Jawa Barat: "Dengan saya pasti tercapai!"

Dedi Mulyadi menyatakan kereta api lebih cocok jadi tulang punggung transportasi di Jabar, daripada jalan tol.

|
TRIBUNJABAR.ID/SIDQI AL GHIFARI/ARSIP
REAKTIVASI JALUR KERETA - Warga berfoto menjelang keberangkatan KA Eksekutif Papandayan Garut-Gambir di Stasiun Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024). Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi menyatakan kereta api lebih cocok jadi tulang punggung transportasi di Jabar, daripada jalan tol. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, menyatakan keseriusannya dalam menghidupkan kembali atau mereaktivasi jalur-jalur kereta api yang selama ini mati suri di Jawa Barat.

Hal ini dikatakannya dalam pertemuan dengan jajaran Bidang Penataan Ruang pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dipublikasikan melalui kanal YouTubenya.

Dalam kesempatan itu Dedi Mulyadi berbincang dengan jajaran dinas tersebut, di antaranya dengan Plt Kabid Penataan Ruang, Marlina Lucianawati. 

Saat itu mereka membicarakan mengenai tata ruang Jawa Barat yang seharusnya mengikuti tata ruang yang telah dibrancang pemerintah Kolonial Belanda karena lebih komprehensif. 

Bahkan, Dedi Mulyadi memerintahkan Marlina membuat tim kemudian terbang ke Leiden di Belanda, untuk mendapatkan data tata ruang Jawa Barat yang dibuat oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Perjalanan luar negeri ini bahkan akan didanai oleh jatah anggaran perjalanan dinas luar negeri Dedi Mulyadi sendiri.

Suasana di Stasiun Sukabumi. Penumpang menunggu KA Siliwangi.
Suasana di Stasiun Sukabumi. Penumpang menunggu KA Siliwangi. (Tribun Jabar/Fauzi Noviandi)

Kemudian, pembicaraan pun berkembang jadi topik sistem transportasi yang paling ideal di Jawa Barat. Marlina menyebutkan bahwa transportasi paling ideal untuk menjadi tulang punggung transportasi di Jabar adalah kereta api.

Hal ini pun diamini oleh Dedi Mulyadi yang menyatakan kereta api lebih cocok jadi tulang punggung transportasi di Jabar, daripada jalan tol.

"Kereta api itu tidak menghabiskan banyak tanah. Terus angkutannya bersifat massal, karena sekali ngangkut 1.000 orang," kata Dedi Mulyadi.

Ia mengatakan selain lebih hemat biaya pembangunan karena tidak membutuhkan banyak pembebasan lahan, sistem perkeretaapian pun cenderung lebih ramah lingkungan.

"Kemudian masuk ke gunung-gunung, dia masuk ke hutan-hutan, lereng-lereng, perbukitan, tanpa melukai. Aduh hebat!" katanya dengan antusias.

Marlina kemudian menyatakan bahwa sebenarnya di Jawa Barat sudah ada sejumlah jalur kereta api yang tinggal dihidupkan kembali, atau direaktivasi. Dedi Mulyadi pun kemudian setuju untuk mereaktivasi semua jalur kereta api di Jawa Barat.

"Seluruh peninggalan Belanda ini kita reaktivasi lagi menjadi jalur transportasi darat di kita. Segera ibu bikin rancangannya, 2026 kita mulai aktifkan," katanya kepada Marlina.

REAKTIVASI JALUR KA- Menhub Budi Karya meresmikan pengoperasian Reaktivasi Jalur KA Cianjur-Ciranjang-Cipatat, di Stasiun Cipeyeum, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/9/2020)
REAKTIVASI JALUR KA- Menhub Budi Karya meresmikan pengoperasian Reaktivasi Jalur KA Cianjur-Ciranjang-Cipatat, di Stasiun Cipeyeum, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/9/2020) (dokumentasi Kemenhub/kompas.com)

Dedi Mulyadi mengatakan jika PT KAI sebagai penanggung jawab perkeretaapian di Indonesia membutuhkan dukungan, pihaknya siap menggelontorkan anggaran dari hasil efisiensi APBD Jabar selama ini.

Selain digunakan untuk memperbaiki jalan provinsi pada 2026 dengan dana Rp 1 triliun, Dedi Mulyadi mengatakan masih ada sekitar Rp 4 triliun yang sebagiannya bisa digunakan untuk mendukung reaktivasi ini.

"Karena bagi saya, jalan provinsi tahun depan paling hanya butuh Rp 1 triliun lagi. Kita masih ada eksisting uang Rp 4 triliun yang bisa reaktivasikan kereta api. Dengan saya pasti tercapai!" katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved