Siaga Menghadapi Banjir di Musim Hujan, Aliran Sampah Oxbow Bojongsoang Bandung Dibersihkan
Aksi kolaborasi ini dilakukan bersama dengan Supersol dan Satgas Sektor 6 Citarum Harum untuk memperbesar kapasitas aliran air dan mencegah banjir.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Langkah pertama untuk menghadapi banjir adalah pencegahan, dari mulai peningkatan infrastruktur mitigasi, konservasi daerah resapan air, edukasi kepada masyarakat, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, aksi kolaborasi ini dilakukan bersama dengan Supersol dan Satgas Sektor 6 Citarum Harum untuk memperbesar kapasitas aliran air dan mencegah terjadinya luapan.
Peningkatan infrastruktur mitigasi telah dilaksanakan dengan melakukan pengerukan sedimentasi di beberapa sungai beserta anak sungainya, sekaligus membersihkan aliran air dari sampah yang menyumbat di Oxbow Bojongsoang sepanjang 500 meter.
Upaya pencegahan banjir juga diikuti dengan sosialisasi kepada masyarakat, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, termasuk membiasakan memilah sampah dan membuang pada tempatnya.
Aksi ini dilakukan Supersol dengan edukasi pemilahan sampah bersama Yayasan WINGS Peduli dan aksi penukaran sampah berbasis komunitas melalui Bank Sampah Bersinar. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, dampak musim hujan dapat diminimalkan.
Marketing Manager Household Category WINGS Group Indonesia Anastasia Pamela berharap program Supersol Gotong Royong Siaga Banjir tidak hanya menjadi gerakan sementara, tetapi juga dapat memicu perubahan perilaku masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan.
“Dengan aksi nyata, dampak banjir khususnya di wilayah Kabupaten Bandung dapat diminimalkan. Kami berharap dengan adanya program gotong royong seperti ini dapat memperkuat solidaritas dalam mengupayakan lingkungan yang bersih anti kuman, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terus terjaga,” ujar Anastasia Pamela, Senin (9/12/2024).
Berdasarkan data Worldbank.org menunjukkan bahwa 1 dari 4 penduduk Indonesia hidup di zona risiko banjir.
Banjir tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik seperti rusaknya rumah dan infrastruktur, tetapi juga berpotensi membawa ancaman kesehatan.
Lebih lanjut, kata dia, penelitian yang dilakukan Microbial Expert di tahun 2024, setiap tetes air banjir bisa mengandung lebih dari 200.000 kuman berbahaya yang berisiko masuk ke rumah dan mengancam kesehatan keluarga.
Luapan air banjir sering kali terkontaminasi oleh kuman, bakteri, dan virus yang berbahaya, seperti bakteri E. Coli, Salmonella Typhi, S. Aureus, dan sebagainya, yang dapat menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan.
Aksi tersebut, untuk membangun semangat gotong royong dalam menghadapi banjir, melalui upaya pencegahan dan penanggulangan banjir.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah msngatakan melalui kegiatan tersebut akan menumbuhkan kebersamaan semua pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, aparat TNI dan POLRI, dan unsur pelaku usaha, dalam melaksanakan gotong royong menjaga kebersihan lingkungan.
"Dengan diikuti berbagai kegiatan seperti edukasi pada masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik, maka akan menumbuhkan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan. Kita jaga alam, alam jaga kita,” ujar Asep. (*)
| Pembersihan Sampah Sungai Citarum di Taman Air Oxbow Bojongsoang Kabupaten Bandung |
|
|---|
| Dinantikan Siswa Penerima MBG, SPPG Pangauban Bandung Barat Minta BGN Segera Turun Tangan |
|
|---|
| Kemenko PM Latih Ratusan Petani di Bandung, Soroti Digitalisasi dan Efisiensi Rantai Pasok Pertanian |
|
|---|
| Kasus Penipuan Rp 1 Miliar di SPPG Pangauban Bandung Barat Dilaporkan ke Bareskrim |
|
|---|
| Tiga Hari Terendam Banjir, 2.000 Keluarga di Dayeuhkolot Bandung Masih Terdampak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.