Kemenko PM Latih Ratusan Petani di Bandung, Soroti Digitalisasi dan Efisiensi Rantai Pasok Pertanian
Kemenko PM menginisiasi dua pelatihan terfokus dengan menghadirkan mentor dari Kementrian UMKM hingga content creator.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Masalah utama agribisnis di lapangan saat ini bukan lagi soal produksi, melainkan di dua titik hulu ke hilir.
Salah satunya kemampuan pemasaran digital petani masih lemah, dan rantai pasok antar daerah masih boros ongkos karena koperasi belum berperan sebagai offtaker di wilayahnya sendiri.
Deputi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM, Leon Alpha Edison, menyebut temuan “belanja masalah” pihaknya menunjukkan bahwa petani muda belum mampu menjual produk mereka secara mandiri melalui platform digital.
Sementara di saat yang sama, logistik tetap menjadi beban karena banyak koperasi daerah justru mengirim komoditas ke lokasi lain hanya untuk masuk ke pasar agregator.
Untuk menjawab dua persoalan tersebut, pihaknya menggelar dua pelatihan strategis secara bersamaan.
Pertama, kata dia, penguatan kemampuan digital marketing untuk 100 petani muda dan UMKM.
Kedua, pelatihan replikasi model rantai pasok lokal untuk perwakilan koperasi dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, dengan Al-Ittifaq dijadikan rujukan model.
"Kami hadir untuk menjawab tantangan yang kami temukan langsung di lapangan. Pertama, kami melihat petani muda belum memiliki kemampuan mumpuni dalam pemasaran produk secara mandiri melalui platform digital,” ujar Leon, di Koperasi Pondok Pesantren Al Intifaq, Kabupaten Bandung, Selasa (4/11/2025).
Kedua, kami menemukan masih langkanya koperasi yang bergerak sebagai offtaker di daerah masing-masing, sehingga terjadi inefisiensi dan biaya logistik yang tinggi, karena koperasi dari Garut atau Cianjur masih mengirim produknya ke sini," tambahnya.
Untuk menjawab dua tantangan tersebut, Kemenko PM menginisiasi dua pelatihan terfokus dengan menghadirkan mentor dari Kementrian UMKM hingga content creator.
“Mentor yang dihadirkan untuk mengajari Digital Marketing dan cara membuat konten. Tujuannya agar mereka mandiri dan naik kelas. Selama dua hari, kita akan 'membedah' model sukses Al-Ittifaq bersama narasumber dari Kementerian Koperasi dan Al-Ittifaq sendiri. Harapannya, Bapak/Ibu bisa mereplikasi model ini dan menjadi offtaker di wilayah masing-masing,” jelasnya.
Dia menambahkan, tujuan akhir dari upaya tersebut diarahkan untuk menjamin bahwa intervensi pemerintah mampu menghasilkan dampak yang nyata dan dapat diukur, khususnya dalam mendukung pencapaian agenda nasional yang mencakup pengurangan tingkat kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
| Kasus Penipuan Rp 1 Miliar di SPPG Pangauban Bandung Barat Dilaporkan ke Bareskrim |
|
|---|
| Tiga Hari Terendam Banjir, 2.000 Keluarga di Dayeuhkolot Bandung Masih Terdampak |
|
|---|
| Raih Penghargaan BKN, Bupati Jeje Tegaskan Penerapan Tata Kelola ASN Berdasarkan Manajemen Talenta |
|
|---|
| Kabupaten Bandung Tetapkan Status Siaga Bencana, BPBD Siapkan Personel dan Peralatan |
|
|---|
| Tak Ada Rasa Takut, Nenek Yayah Tetap Jualan Kerupuk di Tengah Kepungan Banjir Dayeuhkolot |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kementerian-Koordinator-Bidang-Pemberdayaan-Masyarakat-Kemenko-P.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.