Dinantikan Siswa Penerima MBG, SPPG Pangauban Bandung Barat Minta BGN Segera Turun Tangan

Hendrik berharap Badan Gizi Nasional (BGN) bisa segera turun tangan agar program MBG di Pangauban Batujajar bisa kembali bergulir.

tribunjabar.id / Rahmat Kurniawan
Pemilik SPPG Pangauban, Batujajar, Bandung Barat saat menunjukkan salah satu ruang dapur MBG. 

Laporan Reporter Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPP) Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum dapat kembali beroperasi usai ditimpa musibah penipuan hingga kehilangan dana operasional sebesar Rp 1 miliar.

Pemilik SPPG Pangauban Bandung Barat, Hendrik Irawan mengatakan, telah banyak siswa maupun sekolah yang mempertanyakan kapan SPPG Pangauban kembali mendistribusikan paket Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Kami belum beroperasi, memang beberapa hari ke belakang banyak yang nanyain, kapan ada MBG lagi, bahkan kemarin saya dicegat sama murid SD, mereka bilang om ini saya jadi boros MBG tidak jalan, saya pengen makan MBG, jadi mereka sangat menantikan kembali MBG ini," kata Hendrik di SPPG Pangauban, Batujajar, Bandung Barat, Rabu (5/11/2025).

Hendrik berharap Badan Gizi Nasional (BGN) bisa segera turun tangan agar program MBG di Pangauban Batujajar bisa kembali bergulir. Apalagi, program MBG telah mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat meski sempat mendapatkan penolakan di awal.

"Untuk meyakinkan murid dan sekolah itu tidak mudah, waktu pertama saya datang ditolak dicuekin, mereka tidak mau menerima MBG, dengan pengalaman saya 17 tahun di industri makanan alhamdulillah mereka akhirnya mendukung 100 persen, bersyukur karena telah menyediakan makanan seperti di restoran, dalam penyelenggaraan MBG alhamdulillah nama baik kita terjaga, masih dikenang baik, sampai kemarin saya dicegat, minta MBG lagi," ujarnya.

Di sisi lain, operasional SPPG Pangauban telah memberikan manfaat bagi warga sekitar. Dari 53 karyawan, sebagian besar adalah warga setempat yang sebelumnya kerja serabutan. Saat ini, mereka terpaksa dirumahkan hingga waktu yang belum bisa ditentukan.

"Ada 53 karyawan dirumahkan, yang mereka hanya bergantung pada pekerjaan ini, rata-rata yang kerja itu kuli bangunan, tiap hari kerja serabutan, dengan MBG ini alhamdulillah mereka merasa terbantu, baru 10 hari mereka merasa bahagia, senang, karena merasa benar-benar terbantu," pungkasnya.

SPPG Pangauban menjadi korban penipu digital pada 31 Oktober 2025. Akibatnya, dana operasional sebesar Rp 1 miliar raib.

Hendrik telah membuat laporan khusus ke BGN hingga diarahkan ke Bareskrim untuk membuat laporan resmi.

"Iya, sudah laporan ke Bareskrim, kemarin. Kemarin itu saya datang langsung ke BGN, diarahkan untuk laporan ke Bareskrim Polri," kata Hendrik Irawan, Selasa (4/11/2025).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved