Kajian Islam

Hukum Rebo Wekasan Diperingati di Akhir Bulan Safar 2024, Apakah Haram? Buya Yahya Beri Penjelasan

Menjelang akhir Bulan Safar, sebagian umat muslim menyambut Rebo Wekasan. Berikut inilah hukumnya dijelaskan Buya Yahya

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Surya.co.id
Hukum Rebo Wekasan Diperingati di Akhir Bulan Safar 2024, Apakah Haram? Buya Yahya Beri Penjelasan 

Meski begitu Buya Yahya menjelaskan bahwa kepercayaan dan tradisi Rebo Wekasan bukan riwayat hadis Nabi.

"Rabu Wekasan, jadi tentang adanya turun balak di malam Rebo Wekasan itu tidak pernah, bukan riwayat hadist Nabi SAW," jelas Buya Yahya, di YouTube Al-Bahjah TV.

Adapun umat Muslim yang mengkhawatirkan akan adanya malapetaka, maka diperbolehkan membaca doa perlindungan kepada Allah SWT seperti membaca Surat Yasin, sedekah dan menajatkan doa-doa lainnya.

Baca juga: 8 Macam Tradisi Rebo Wekasan di Bulan Safar yang Ada di Daerah Indonesia, Termasuk di Jawa Barat

Bulan Sial

Di sisi lain, soal keyakinan Bulan Safar sebagai bulan sial pernah dibahas Rasulullah SAW.

Sebagian masyarakat meyakini Bulan Safar penuh dengan kesialan dan malapetaka.

Keyakinan tersebut sudah ada sejak zaman Nabi yang tersebar di Bangsa Arab dan sebagai kebiasaan orang jahiliyah.

Sementara diketahui meyakini Safar sebagai bulan sial disebut sebagai jenis khurafat atau mitos.
 


Bahkan di Indonesia sendiri, anggapan Bulan Safat sebagai bulan sial pun masih ada diyakini sebagian masyarakat.

Seperti munculnya khurafat dan keyakinan lainnya seperti menghindari pernikahan, aqikah dan bepergian saat Bulan Safar

Meski begitu, anggapan Safar sebagai bulan sial orang jahiliyah dan Bangsa Arab tersebut telah dibantah Rasulullah SAW dalam sebuah hadis.

Dalam hal ini Rasulullah SAW sudah memperingatkan umatnya agar tak percaya akan adanya bulan sial tersebut.

Rasulullah tidak sama sekali membenarkan menganggap Bulan Safar sebagai bulan sial.
 
Hal ini pun pernah disampaikan Rasulullah SAW, beliau bersabda:

“Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan Bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa.” (HR. Bukhari).

“Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata:

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved