Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tangisan Aldi Jadi Saksi Mata Ungkap Derita Penyiksaan yang Dialami Saka Tatal, Sebut Iptu Rudiana

Dalam Sidang PK Saka Tatal tangisan Aldi pecah mengungkap derita dirinya dan Saka Tatal saat ditangkap bersama, sebut Iptu Rudiana

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase Tribun/KompasTV
Saka Tatal mengaku alami perbedaan mencolok antara sidang Kasus Vina Cirebon 2016 dan 2024, dulu warga mencaci kini keadaan terbalik 

"Waktu ditangkap, bareng saya si Saka ini. Yang nangkap Pak Rudiana sama teman-temannya, ada tiga orang. Mereka naik mobil," ujar Aldi dikutip TribunJabar di dalam Sidang PK Saka Tatal.

Aldi mengungkap Iptu Rudiana kala itu menjadi Kasat Narkoba Polres Cirebon, mengenakan kemeja.

Ia mengaku awalnya tidak mengenali Iptu Rudiana.

Namun dua minggu kemudian ia mengetahui identitasnya setelah sering melihat di ponsel.

Iptu Rudiana, ayah almarhum Muhammad Rizki Rudiana atau Eki, pacar almarhumah Vina, akhirnya buka suara mengenai kasus yang menimpa anaknya.
Iptu Rudiana, ayah almarhum Muhammad Rizki Rudiana atau Eki, pacar almarhumah Vina, akhirnya buka suara mengenai kasus yang menimpa anaknya. (Tribun Jabar/Eki Yulianto)

 

Saat ditangkap, Aldi mengaku dirinya dan Saka Tatal langsung mendapat kekerasan fisik di kantor polisi.

Bahkan menurut Aldi, penyiksaan yang dideritanya dengan Saka Tatal itu kejam seperti diperlakukan binatang.

"Waktu di kantor polisi ya langsung dipukuli. Saya hanya ditangkap dan sampai ke gerbang Polres Cirebon Kota disuruh jalan bebek."

"Terus kami disiksa, diinjak, ditendang, sudah kayak binatang," ucapnya, dengan nada penuh emosi.

Baca juga: Ahli Hukum Pidana Berharap MA Pertimbangkan Dua Hal Ini Dalam Memutus PK Saka Tatal

Bahkan penyiksaan kekerasan yang dialaminya juga sudah terjadi di dalam mobil.

"Di dalam mobil menuju Polres Cirebon Kota masih dipukul, dijambakin. Ada delapan orang di dalam mobil," ungkap Aldi..
 
Setelah sampai di Polres Cirebon Kota, Aldi menceritakan, mereka diturunkan dari bagasi belakang mobil dan disuruh berjalan dengan cara "jalan bebek" sambil ditendang dan diinjak.

"Kami dikumpulkan di satu ruangan, lalu satu jam kemudian dipisah."

"Selama dikumpulkan, mengalami penyiksaan, dibakar rambutnya. Saya sama Supri, Jaya, Saka masih di ruangan Kanit, yang lainnya dipindahkan," katanya.

Aldi kemudian mengungkap, kekerasan terus berlanjut hingga tengah malam, termasuk terjadi di lorong menuju penjara di mana mereka kembali dipukuli, bahkan menggunakan gembok.

"Mau masuk penjara disiksa lagi, dipukul pakai gembok," ujarnya.
 
Kesaksian Aldi tersebut membuat sejumlah kuasa hukum Saka Tatal turut menangis.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved