Pemprov Jabar Siap Berkolaborasi dengan Majelis Musyawarah Sunda Menyatukan Pemikiran Urang Sunda

Pemerintah Provinsi Jabar, menyambut baik kehadiran Majelis Musyawarah Sunda (MMS), sebagai wadah gagasan atau pemikiran tokoh Sunda Jabar.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Nazmi Abdurahman
Suasana istrenan (pelantikan) Majelis Musyawarah Sunda (MMS) di Gedung Sate, Kota Bandung. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jabar, menyambut baik kehadiran Majelis Musyawarah Sunda (MMS), sebagai wadah gagasan atau pemikiran tokoh Sunda Jabar dalam memajukan Provinsi Jabar.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman mengatakan, MMS yang baru menjalani Istrenan (pelantikan) ini, diisi oleh banyak tokoh Sunda dan pakar, mulai dari kiai, guru besar yang kapabilitasnya bisa sangat berkontribusi pada berbagai persoalan demi kemaslahatan Jabar.

"MMS di dalamnya lengkap, setelah pelantikan tentu yang paling utama adalah tindak lanjutnya. Kita punya pekerjaan rumah untuk menurunkan stunting, kemiskinan, pengangguran transformasi digital. Kami bukan superman yang bisa sendiri, harus dicari solusinya, sabilulungan dan tentu di dalamnya keluarga besar Majelis Musyawarah Sunda, untuk membangun Jawa Barat," ujar Herman Suyatman, Selasa (9/7/2024).

Diharapkan, dengan kolaborasi bersama termasuk MMS dan pemerintah kabupaten/kota, berbagai persoalan di Jabar bisa ditanggulangi.

Tim formatur MMS yang juga mantan Rektor Universitas Padjadjaran, Prof Dr. Ganjar Kurnia mengatakan, MMS bukan organisasi formal yang terstruktur, tapi wadah pertemuan permusyawaratan untuk menyatukan pemikiran, langkah dan upaya dalam rangka memecahkan, memperjuangkan masalah-masalah mendasar dan strategis urang Sunda di berbagai bidang.

"Maka diperlukan wadah musyawarah di kalangan masyarakat Sunda untuk memantik potensi masyarakat Sunda agar menjadi masyarakat yang lebih sejahtera," ujar Ganjar.

Fungsi MMS ini, kata dia, mengusulkan ke pemerintah yang ada keterkaitan dengan kebijakan, kedaerahan dan budaya Sunda.

"Kalau tidak didengar ya teungteungin (keterlaluan), dengan banyaknya tokoh di sini, gagasan urang Sunda bisa diperhatikan oleh semua pihak," katanya.

Sementara itu, Ilham Akbar Habibie, anak pertama mantan Presiden BJ Habibie yang hadir sebagai tamu undangan mengatakan, pembentukan MMS ini sebetulnya lanjutan dari Badan Musyawarah Sunda untuk mempersatukan organisasi dan tokoh-tokoh Sunda dalam memajukan Jabar ke depan.

"Saya kira ini bagus sekali untuk kita memaksimalkan upaya kita secara terkoordinasi untuk membuat Provinsi ini lebih maju dan juga khusus kepada masyarakat Sunda lebih sejahtera, yang lebih sehat dan lebih semuanya," ujar Ilham Akbar Habibie.

Saat disinggung isu krusial yang perlu dibahas MMS, Ilham menekankan pada soal pendidikan, juga soal lapangan pekerjaan. Selain itu juga ekonomi yang saat ini sebetulnya sudah bagus.

"Karena yang kita lihat saat ini kan banyak PHK khususnya di beberapa sektor industri dan itu disebabkan oleh kelemahan dari pada industri tersebut dan mungkin juga ada faktor eksternal seperti barang import yang masuk ke dalam negara kita, murah dan jalan juga sangat banyak itu menyulitkan industri setempat," katanya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved