DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap
''Bahkan Sampai Mati'' Ibu Larang Pegi Mengaku Jika Memang Tak Lakukan Pembunuhan pada Vina Cirebon
Kartini meminta anaknya, Pegi Setiawan alias Perong (27), tidak mengaku sebagai pelaku pembunuhan Vina kalau memang tak melakukannya.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kartini meminta anaknya, Pegi Setiawan alias Perong (27), tidak mengaku sebagai pelaku pembunuhan Vina kalau memang tak melakukannya.
Pegi ditangkap polisi di Kopo, Bandung, Selasa (21/5/2024) petang.
Dia disebut-sebut satu dari tiga buron kasus kematian Vina dan Eky pada 2016.
Dua lainnya adalah Andi dan Dani.
Meski sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka, Pegi mengaku tak bersalah.
Pengakuan itu diungkapkan Pegi saat dijenguk ibunya, Kartini (48), di Polda Jabar tak lama setelah penangkapan.
Ditemui di kantor kuasa hukum Pegi di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, tak jauh dari rumahnya, Kamis (23/5/2024) petang, Kartini menceritakan pertemuannya dengan Pegi, sambil menahan tangis.
Kepadanya, ujar Kartini, Pegi mengaku takut bahwa pertemuan kali itu adalah pertemuan terakhir mereka.
"Pegi minta maaf kalau pertemuan ini yang terakhir. 'Pegi minta maaf ke Mamah dan Bapak'," ujar Kartini menirukan ucapan Pegi.
Kepada Kartini, Pegi juga mengaku merasa telah menjadi korban dari kepentingan pihak-pihak tertentu.
"'Biarin Pegi jadi tumbal orang-orang penting, pejabat. Pegi kan tidak melakukan apa-apa. Seandainya jika Pegi mati pun, Pegi mati syahid'," kata Pegi kepada Kartini.
Mendengar itu, ujar Kartini, ia hanya bisa menangis dan berpesan agar anaknya tabah dan tak menyerah.
Baca juga: Sosok Aep Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon, Ada di TKP Lihat Keributan, Kini 4 Jam Diperiksa Polisi
"Jika memang kamu tidak melakukan perbuatan itu, walaupun dipaksa untuk mengaku, jangan sampai mengatakan iya. Meskipun wajahmu sampai bonyok atau bahkan sampai mati," ujar Kartini mengulang ucapannya kepada Pegi saat itu.
Kartini mengatakan saat peristiwa tragis pembunuhan Eky dan Vina terjadi pada 2016, Pegi tidak berada di Cirebon.
"Pada 27 Agustus 2016, Pegi sudah bekerja di Bandung menjadi kuli bangunan. Saat kejadian itu terjadi, Pegi tidak ada di Cirebon," ujarnya.
Menurut Kartini, Pegi mulai bekerja di Bandung tiga bulan sebelum kasus pembunuhan tersebut terjadi.
Pegi baru kembali ke Cirebon empat bulan kemudian, tepatnya pada Desember 2016.
"Pegi juga tidak ada panggilan Perong seperti yang dituduhkan atau DPO polisi," ujar Kartini saat kembali diwawancarai media, Jumat (24/5).
Namun demikian, Kartini mengakui, anak pertamanya itu memang memiliki panggilan lain.

"Panggilannya Pegot ketika dipanggil oleh saudara-saudaranya," ujarnya.
Pegi, ujar Kartini, menjadi tulang punggung keluarga sejak ia dan ayah Pegi, Dede (55), bercerai. Sejak saat itu, Pegi menjadi kuli bangunan.
"Pegi menjadi tulang punggung keluarga sejak lulus SD," kata Kartini.
Baca juga: "Kalau Benar Pasti Saya Usir" Pemilik Kotrakan di Katapang Tak Menyangka Pegi Terlibat Kasus Vina
"Dia ditinggal ayahnya yang menikah lagi saat Pegi masih kelas 6 SD."
Pegi kemudian sempat ikut dengan ayahnya untuk bekerja di Kota Bandung.
"Bapaknya nikah lagi sama orang Bandung," ujar Kartini.
Pegi sempat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP melalui jalur terbuka. Namun, seiring berjalannya waktu, Pegi terus bekerja sebagai buruh bangunan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Pegi, ujar Kartini, adalah sulung dari empat bersaudara.
"Pegi bekerja untuk membantu ibunya menafkahi adik-adiknya."
Polisi Yakin
Meski disangsikan kalau Pegi benar-benar pelaku kasus Vina Cirebon, polisi tetap pada pendiriannya.
"Polisi menangkap PS (Pegi Setiawan) saat pulang bekerja sebagai kuli bangunan di kawasan Kopo Bandung. Polisi sempat mengalami kesulitan saat melacak keberadaan Perong," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, Kamis (23/5).
Abast mengatakan, selama ini Pegi selalu berpindah tempat, sehingga polisi sempat kesulitan untuk melacak keberadaannya. Selama menjadi buron, ujarnya, Pegi juga menggunakan nama lain.
Di tempat kerjanya sebagai buruh bangunan, Pegi mengaku bernama Robi.
Baca juga: Cerita Pak RW Saat Tempat Pegi Alias Perong, Tersangka Pembunuh Vina di Cirebon, Digeledah Polisi
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ujar Abast, Pegi diduga adalah otak dari peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan yang terjadi Agustus 2016 tersebut.
Ia mengatakan, polisi masih terus melakukan proses pendalaman atas kasus ini.
Termasuk memburu dua pelaku lain yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yakni Andi dan Dani.
Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota, AKP Anggi Eko Prasetyo, mengatakan pihaknya yakin tidak ada kesalahan dalam penangkapan Pegi Setiawan.
"Terkait kepastian ini tidak salah tangkap, itu insyaallah tidak salah tangkap," ujar Anggi, Kamis (23/5).
Ia menegaskan, kepolisian bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku.
"Kami mohon doa masyarakat," tutur Anggi.
Peluk Dedi
Kemarin, pengakuan bahwa Pegi tak bersalah juga kembali diungkapkan Kartini saat ditemui politisi Partai Gerindra, yang kini menjadi anggota DPR RI, Dedi Mulyadi di Cirebon. Dedi sempat ikut menangis saat Kartini memeluknya sambil sesegukan.
"Air mata saya keluar karena bertemu dengan seorang ibu, apalagi ibu yang mengalami kesusahan, hati saya tidak pernah bisa dibohongi," ujar Dedi.
Dedi mengatakan, sejak peristiwa ini bergulir, ia berusaha bertemu ke semua pihak untuk mengetahui kebenarannya.
"Saya bertemunya dengan pengacaranya para terpidana, sudah bertemu Bu Titin, kemarin bertemu dengan pengacara dan keluarganya Vina dan hari ini bertemu dengan ibunya dari Pegi," ujar Dedi.
Baca juga: Foto Masa Lalu Vina dengan Dua Temannya, Kini Foto dengan Poster Film Vina, Parasnya Jadi Sorotan
Dedi sangat berharap pengungkapan kasus ini dilakukan secara terbuka.
"Sehingga publik bisa melihat kasus posisi yang sebenarnya, dengan mengedepankan prinsip-prinsip transparansi dan keadilan," ujarnya.
Dedi menegaskan, kedatangannya bukan untuk mendukung terpidana atau tersangka, melainkan untuk mendukung pengungkapan kasus ini secara objektif.
"Saya mendukung kasus ini terungkap secara terbuka, saya mendukung kasus ini dibuka secara transparan, itu saja," ujarnya.
Dedi juga menyoroti, bahwa ramainya kasus ini dipicu oleh adanya film yang menggambarkan peristiwa tersebut dan asumsi bahwa para DPO adalah anak pejabat atau petinggi Polri.
"Yang paling utama kan, kasus ini muncul karena adanya film, sehingga jadi ramai. Kedua, kasus ini karena orang berasumsi bahwa para DPO-nya ini anak dari pejabat atau anak petinggi Polri. Sehingga menjadi menarik, kok polisi susah nangkap ya, karena anak pejabat atau petinggi Polri," ujar Dedi.
Dedi mengaku sangat percaya kepolisian bisa bekerja secara profesional.
"Semoga kasus ini segera bisa selesai, publik bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah." (tribuncirebon/eki yulianto/nazmi abdurahman)
PEGI Setiawan Tak Terima Dijadikan Tersangka Kasus Vina Cirebon, Akan Tempuh Praperadilan |
![]() |
---|
Saksi Fakta Kasus Vina Cirebon Ajukan Perlindungan ke LPSK, Film Vina: Sebelum 7 Hari Akan Disomasi |
![]() |
---|
FAKTA-fakta Penangkapan Pegi DPO Kasus Vina Cirebon, Ibu Sebut Jadi Tumbal, Ungkap Kejanggalan |
![]() |
---|
KRONOLOGI Penangkapan Pegi Otak Kasus Vina Cirebon di Bandung, Polisi Sempat Kesulitan Mendeteksinya |
![]() |
---|
Polisi Akui Sempat Kesulitan Lacak Pegi yang Ditangkap di Bandung Saat Pulang Kerja sebagai Kuli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.