Kasus DBD Terus Meningkat, Kini Masyarakat Bisa Lakukan Vaksin Dengue di Rumah
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia terus melonjak sejak awal tahun, bahkan jumlah kasus dan angka kematiannya meningkat 3 kali lipat.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia terus melonjak sejak awal tahun, bahkan jumlah kasus dan angka kematiannya meningkat hingga 3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Hingga awal Mei 2024, terdapat lebih dari 91 ribu kasus dan 641 kematian yang disebabkan oleh DBD.
Indonesia sebagai negara tropis memang menjadi habitat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah Dengue di Cimahi Kembali Merebak, 6 Orang Meninggal Dunia, Ini Imbauan Dinkes
Oleh karena itu, selain melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur), upaya melindungi diri melalui vaksinasi menjadi langkah strategis yang bisa dilakukan masyarakat.
Dokter Monica Cynthia menjelaskan, vaksin menjadi solusi preventif yang terbukti efektif untuk melindungi diri dari DBD.
"Berbagai studi melaporkan bahwa antibodi yang ada di dalam vaksin dapat melemahkan virus dengue sehingga menghindarkan pasien dari komplikasi serius yang dapat timbul dari penyakit ini," kata dokter Monica secara virtual, Rabu (22/5/2024).
Menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia RI (BPOM RI), vaksin dengue memiliki efikasi hingga 80,2 persen untuk pencegahan penyakit DBD.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah Dengue Sedang Melonjak di Indramayu, Meningkat 600 Persen dari Tahun Lalu
Selain melindungi dari infeksi, vaksin dengue juga mampu mencegah kasus rawat inap akibat virus Dengue hingga 95,4%.
Hal ini menandakan bahwa vaksin dengue memiliki peran penting dalam upaya pencegahan kasus DBD di masyarakat.
"Vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun yang memiliki kondisi sehat serta tidak memiliki alergi vaksin saat dilakukan vaksinasi," kata dia.
Namun, vaksin dengue tidak disarankan bagi individu yang tengah hamil, mengalami kondisi imunokompromais (kanker dalam kemoterapi, steroid dosis tinggi, imunodefisiensi primer) dan penderita HIV yang tidak dalam terapi ARV.
“Setelah melakukan vaksinasi, mungkin akan muncul beberapa efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, malaise, demam ringan, dan lain-lain. Namun, apabila itu terjadi, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter,” tambah dr. Monica.
Sebagai ekosistem layanan kesehatan digital, Halodoc pun memudahkan akses vaksin dengue melalui layanan Home Lab & Vaksinasi.
Sementara itu Chief Operating Officer Halodoc, Veronica Sari Utami, mengatakan sebagai pelaku industri kesehatan Halodoc ingin turut berperan dalam upaya penanganan lonjakan kasus DBD.
Kasus DBD Terus Mengintai di Bandung, Dinkes Fokus Pemberian Vaksin untuk Pencegahan |
![]() |
---|
Kasus Terus Meningkat, 6 Nyawa Melayang akibat DBD di Subang |
![]() |
---|
Kasus Penyakit DBD Jadi Ancaman, Pemkot Bandung Andalkan Teknologi Wolbachia |
![]() |
---|
Waspada, DBD Kembali Merebak di Bandung saat Kemarau Basah, Tembus hingga 1.653 Kasus |
![]() |
---|
Lucky Hakim Ingatkan Warga Kasus DBD Sedang Tinggi di Indramayu: Sudah Ada Korban Meninggal 2 Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.