Eksim dan Dermatitis Atopik Bukan Disebabkan Makanan, Ini Penjelasan Dokter

Banyak orang tua khawatir ketika mendapati anaknya mengalami ruam merah pada kulit. 

WIKIMEDIA COMMONS via Kompas.com
ILUSTRASI - Banyak orang tua khawatir ketika mendapati anaknya mengalami ruam merah pada kulit.  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Banyak orang tua khawatir ketika mendapati anaknya mengalami ruam merah pada kulit. 

Tak jarang, ruam tersebut langsung diasosiasikan dengan alergi makanan. Namun, menurut Dr. Endah Citraresmi, Sp.A, Subsp.A.Im(K), dari Bidang Ilmiah Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

“Pertanyaannya, apakah semua ruam merah disebabkan oleh alergi makanan?Jawabannya tidak. Misalnya pada kasus dermatitis atopik atau eksim, faktor utamanya bukan dari makanan,” kata dr Endah, Selasa (16/9/2025).

Baca juga: Near Forest Body Wash: Rahasia Perawatan Kulit Sensitif untuk Eksim, Panu, dan Jerawat Punggung

Ia menerangkan, pada anak dengan dermatitis atopik, penghalang alami kulit atau skin barrier tidak terbentuk dengan baik. 

Tidak adanya zat protein dan lemak yang mengikat sel-sel kulit membuat struktur kulit menjadi longgar, layaknya batu bata yang tidak disemen dengan rapat.

“Sel-sel kulit anak dengan dermatitis atopik tercerai-berai sehingga air di dalam kulit mudah menguap, kulit menjadi kering. Dari kondisi itu, zat luar seperti bahan kimia, tungau debu rumah, hingga keringat bisa masuk ke dalam kulit dan menimbulkan reaksi inflamasi yang membuat gatal,” kata dia.

Oleh karena itu, lanjutnya, problem utama dari dermatitis atopik bukanlah alergi makanan, melainkan faktor lingkungan. 

Baca juga: Profil Dokter Azmi Fadhlih, Ahli Penyakit Kulit Asal Bandung Meninggal Mendadak karena Hal Ini

Penanganannya pun sebaiknya difokuskan pada perawatan kulit dan pencegahan paparan.

“Jalan keluarnya adalah dengan menutup kulit menggunakan pelembap dan menghindari faktor lingkungan, bukan dengan membatasi makanan anak,” tegasnya.

Meski demikian, Endah mengingatkan adanya risiko lain ketika kulit anak meradang. 

Kondisi kulit yang terbuka bisa menjadi pintu masuk bagi partikel makanan seperti serbuk telur, kacang, atau susu.

Jika itu terjadi, tubuh dapat menjadi tersensitisasi dan memicu alergi makanan di kemudian hari.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved