Dunia Pendidikan Dorong Supply Chain Management 4.0 Bagi Industri Mikro dan Kecil, Banyak Manfaat
Memanfaatkan teknologi canggih untuk menciptakan rantai pasokan yang lebih cerdas dan efisien meningkatkan kinerja dan efisiensi,
Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Inovasi rantai pasok 4.0 terus dikembangkan guna menyongsong era supply chain 5.0 di Tanah Air.
Supply Chain Management 4.0 memanfaatkan internet dan teknologi digital untuk mengoptimalkan kinerja, seperti perencanaan digital, pasok digital, manufacturing digital, dan logistic digital.
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi & Bisnis Unisba, Prof Tasya Aspiranti mengatakan, beberapa hasil temuan riset, supply chain management di Indonesia masih pada skala medium.
“Sasaran dalam rantai pasok ini tentunya para pengusaha mikro, mereka perlu belajar penggunaan digital. Pengetahuannya perlu lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya dalam seminar Internasional bertajuk Integrated Supply Chain 4.0 Innovation to Supply Chain Resilience, di Unisba pada Rabu (24/4/2024).
Baca juga: Manfaatkan Teknologi Digital Artificial Intelligence untuk Lestarikan Bahasa Daerah
Pasalnya, memanfaatkan teknologi canggih untuk menciptakan rantai pasokan yang lebih cerdas dan efisien meningkatkan kinerja dan efisiensi, seperti analisis data besar, Internet of Things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan (AI).
“Industri 4.0 menyediakan sistem cyber-fisik yang mengintegrasikan kebutuhan pelanggan ke dalam berbagai tahap manufaktur, dan menciptakan rantai pasokan yang lebih tangguh dan berkelanjutan dengan meningkatkan konektivitas dan transparansi,” ujarnya.
Dikatakannya, supply chain management membahas masalah ketangkasan dan kemampuan beradaptasi untuk beradaptasi dengan pasar yang terus berubah dan melalui ekosistem digital holistik.
“Industri 4.0 memungkinkan manajemen terpusat dari aktivitas supply chain management menuju ekosistem digital umum di seluruh departemen dan organisasi,” tuturnya.
Menurutnya, industri besar sudah menerapkan supply chain management 4.0. Namun bagi perusahaan menengah ke bawah transisi Internet of Things (IoT) maupun kecerdasan buatan (AI).
“Mereka menggunakan banyak input tenaga kerja, sedangkan di sisi lain tetap produktif. Berbeda dengan industri besar, mereka hanya sedikit menggunakan tenaga kerja dengan output yang lebih besar,” katanya.
Bisa bertahan di Industri 4.0 memang tak mudah, terlebih berhadapan dan bersiap dengan teknologi yang lebih muktahir dan bersiap memasuki era 5.0.
“Sehingga para pelaku industri mikro ini perlu menggunakan perangkat lunak untuk berkompetisi dengan big industri,” ujarnya.
Rujukan supply chain manangement di ASEAN dapat berkiblat dengan teknologi yang dirancang Jepang.
“Namun, orientasi kita tetap membangun networking,” tambahnya.
Baca juga: Sukses Kembangkan HFT Design Berkat Strategi Digital Marketing dari Program PKW di LKP Sukoharjo
| Fakta-fakta Kasus Rusli Kades di Bogor Istrinya Viral Pamer Uang Gepokan, Punya Banyak Usaha Tambang |
|
|---|
| Bupati Majalengka Siap Blacklist Pengusaha yang Tak Kembalikan Kelebihan Pembayaran Rp3,7 Miliar |
|
|---|
| Mendiktisaintek Brian Yuliarto Tekankan Aktivis Kampus Punya Nilai Lebih dalam Kepemimpinan |
|
|---|
| Atasi Kekurangan Dokter di Indonesia, Fakultas Kedokteran Unisba Siapkan 3 Program Spesialis Baru |
|
|---|
| Libatkan BPK sampai DJP, FEB Unisba Rancang Kurikulum Akuntansi Link and Match dengan Dunia Industri |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.