Kultum Ramadhan

Manusia yang Dapat Mengalahkan Hawa Nafsunya akan Mencapai Derajat Lebih Baik daripada Malaikat

Sesungguhnya manusia yang lebih dekat kepada Allah pada hari kiamat adalah orang yang lebih lama menahan lapar dan haus.

Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
Istimewa
Ucu Saeful Aziz, S.Ag. (Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Pangandaran) 

Alasan kedua ini berdasarkan hadits sahih, "Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia melalui sel-sel darah" (Muttafaq Alaihi).

Kadang kita jumpai redaksi di atas dengan tambahan kalimat, "Maka sempitkanlah peredaran setan dalam tubuh manusia itu dengan lapar (puasa)".

Menurut ahli hadits syekh Al-Ajluni, hadis ini disampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin. 

Al-Iraqi berkata, "Hadis riwayat Bukhari dan Muslim, kecuali redaksi 'maka disempitkan peredaran setan dengan lapar', maka tambahan tersebut adalah hadis mudraj (kalimat yang disisipkan dalam redaksi hadis) yang disampaikan oleh sebagian ulama Sufi" (Kasyf Al-Khafa')". 

Namun terlepas dari semua itu, jelaslah bagi kita bahwa esensi puasa adalah untuk dapat mencapai derajat takwa dengan mengendalikan diri kita dari keinginan hawa nafsu yang membinasakan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved