Keamanan Naik Kereta Api Dipertanyakan Setelah Terjadi Kecelakaan Lagi, Sebelumnya di Cicalengka

Kecelakaan kereta api (KA) kembali terjadi, Minggu (14/1/2024). KA Pandalungan relasi Gambir-Surabaya-Jember anjlok.

Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi - Petugas mengevakuasi Kereta Api (KA) Turangga yang tabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya di Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). 

"Tapi dengan adanya dua kecelakaan ini, masyarakat itu jangan sampai bertanya apakah naik kereta api masih aman atau tidak, karena ini menjadi catatan kritis dalam dua kejadian dalam waktu yang tidak terlalu lama," tambah Yayat.

Dua kecelakaan dalam rentang waktu tak jauh ini, harus menjadi evaluasi menyeluruh di tubuh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Utamanya, kata Yayat, dengan dibantu oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan KA Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

"Khususnya Direktorat Keselamatan, untuk mengevaluasi kembali semua jalur-jalur kereta api yang khususnya pada daerah yang paling rawan," tambah Yayat.

Perlu ada pemetaan khusus, terutama bagi kereta api dengan frekuensi perjalanan tinggi. KAI juga harus melakukan evaluasi di persinyalan, persoalan sumber daya manusia, hingga persoalan perawatan.

"Harus dilakukan evaluasi pemeriksaan total pada koridor-koridor yang kita anggap punya tingkat kerawanan tinggi," kata Yayat.

Persoalan kereta anjlok, kata Yayat, kemungkinan dipengaruhi oleh tanah longsor. Ditengarai tanah mengalami penurunan karena tergerus air di saat musim hujan. Sehingga, intensitas pemeriksaan keselamatan perlu ditingkatkan. "Jadi dengan adanya dua kali kejadian ini, maka semua jalur kereta api, khususnya pada koridor dengan frekuensi padat dan tinggi harus betul-betul clear and clean dalam konteks pemeriksaan terkait apakah ada kerusakan, perubahan, keretakan, dan sebagainya," tutur Yayat.

Kemudian, Yayat mengingatkan, jangan sampai terjadi ketidakpercayaan masyarakat terhadap kereta api karena peristiwa dua kecelakaan terjadi pada bulan yang sama. Perlu ada peningkatan pengawasan di masing-masing daerah operasi dan divisi regional Kereta Api Indonesia.

"Ini pekerjaan buat semua Daop menyangkut lingkup wilayah tanggung jawabnya. Jadi harus ada semacam open statement dari setiap Daop, jalur kami aman," terang Yayat. (tribun network/ism/nis/wly)

 

 

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved