Gempa di Sumedang

Badan Geologi Selidiki Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Tim Telusuri Struktur Patahan Gempa Sumedang

Badan Geologi Kementerian ESDM terus menyelidiki patahan atau Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang menyebabkan gempa & sejumlah bangunan rusak di Sumedang

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, saat diwawancara TribunJabar.id di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler, Sumedang Utara, Senin (1/1/2024).  

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Geologi pada Kementerian ESDM terus menyelidiki patahan atau Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang menyebabkan gempa dan sejumlah bangunan rusak di Sumedang pada akhir 2023.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan penyelidikan geologi gempa bumi Sumedang ini dilakukan oleh Tim TD Badan Geologi-KESDM, Rabu (3/1/2023).

"Berupa pemotretan udara, bidang patahan dan bidang longsor, serta microtremor untuk mendapat informasi pola dan sebaran retakan, penyebab kerusakan," katanya melalui ponsel, Kamis (4/1/2023).

Ia mengatakan, tim menelusuri struktur patahan di kawasan pemukiman Desa Cimuja dan Desa Pandansari di Kecamatan Cimalaka.

"Di mana telah diidentifikasi terdapat 80 bangunan rusak ringan berupa retakan dinding, dan terberat berupa robohnya dinding rumah," katanya.

Penelitian ini pun menguatkan argumen yang menyatakan penyebab gempa di Sumedang ini adalah Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Pusat Gempa di Darat

Pada keterangan Minggu (31/12/2023), Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi menyatakan gempa bumi yang terjadi sampai tiga kali di Kabupaten Sumedang pada Minggu (31/12/2023) disebabkan oleh aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 107,94 BT dan 6,85 LS, berjarak sekitar 1,5 km timur Kota Sumedang, dengan magnitudo (M4,8) pada kedalaman 5 km pada 20:34:24 WIB.

Baca juga: "Aman dan Terkendali" Kata Penjabat Bupati soal Kondisi Sumedang yang 10 Kali Diguncang Gempa Bumi

Sebelumnya stasiun BMKG pada hari yang sama juga mencatat kejadian gempa bumi pada pukul 14:35:34 WIB dengan magnitudo (M4,1) dan pukul 15:38:10 WIB dengan magnitudo (M3,4).

Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan, menjelaskan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi–Tanjungsari.

"Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi–Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiris, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun," katanya melalui siaran tertulis, Minggu (31/12/2023).

Ia mengatakan morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.

Hasil pemotretan udara dan pengukuran lapangan untuk mengidentifikasi struktur geologi akibat gempa pada bedrock dan batuan permukaan. Garis hitam putus-putus menunjukkan arah zona retakan, sedangkan garis merah menunjukkan zona gelincir longsoran.
Hasil pemotretan udara dan pengukuran lapangan untuk mengidentifikasi struktur geologi akibat gempa pada bedrock dan batuan permukaan. Garis hitam putus-putus menunjukkan arah zona retakan, sedangkan garis merah menunjukkan zona gelincir longsoran. (Istimewa)

Berdasarkan data Badan Geologi, daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).

Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api (breksi gunung api, lava, tuff) dan endapan danau.

Sebagian batuan rombakan gunung api tersebut telah mengalami pelapukan.

Hendra menambahkan, endapan Kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombakan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Baca juga: Menteri PUPR Pastikan Rumah Warga yang Rusak Akibat Gempa Sumedang Dapat Bantuan, Segini Nilainya

Hingga laporan ini dibuat berdasarkan informasi awal dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan penduduk setempat kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler; Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya; Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan.

Bangunan rumah warga di Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, roboh akibat getaran gempa yang terjadi di Sumedang, Senin (1/1/2024). Dok Tagana Subang
Bangunan rumah warga di Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, roboh akibat getaran gempa yang terjadi di Sumedang, Senin (1/1/2024). Dok Tagana Subang (Tagana Subang)

Menurut informasi BMKG dan penduduk setempat, guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Sumedang dengan skala intensitas antara III - IV MMI (Modified Mercalli Intensity).

Menurut data Badan Geologi, kata Hendra, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.

Badan Geologi mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972.

Sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km.

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bertemu dengan para pakar dan peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Kantor Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/12/2023).
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bertemu dengan para pakar dan peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Kantor Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/12/2023). (Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam)

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi," ucap Hendra.

Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat.

Bangunan di Kabupaten Sumedang harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan.

Baca juga: Menteri PUPR ke Sumedang Langsung Cek RSUD yang Terdampak Gempa, Sebut Lingkungan Kurang Menunjang

Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Oleh karena wilayah Kabupaten Sumedang tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi. (*)

Silakan baca artikel Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved