Nyamuk Wolbachia di Bandung

Warga Demo Tolak Program Nyamuk Wolbachia di Bandung, Tuntut  Menkes Tangkap Lagi Nyamuknya

Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Nyamuk berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar, Senin (18/12/2023).

Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Nyamuk berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar, Senin (18/12/2023). Mereka memprotes pemerintah yang memaksakan diri menyebarkan nyamuk wolbachia di Kota Bandung, beberapa waktu lalu. 

Camat Ujungberung, Abriwansyah Fitri, mengatakan sejauh ini di wilayahnya, baru Kelurahan Pasanggrahan yang menjalankan program nyamuk wolbachia ini.

"Kota Bandung ini termasuk lima kota yang dijadikan implementasi nyamuk wolbachia. Di Kota Bandung yang ditunjuk itu di Ujungberung, dan implementasi awal di Kelurahan Pasanggrahan," katanya saat ditemui di Balai Kota Bandung, kemarin.

Jika implementasi di Pasanggrahan ini berhasil, ujar Abri, program ini akan dilanjutkan ke empat kelurahan lain yang ada di Ujungberung. 

"Saat ini sudah berjalan service ketiga ganti telur. Jika tak ada perubahan, ganti telur bisa sampai empat atau enam kali."

"Perkiraan enam bulan (ganti telur). Jadi, telur yang disimpan proses menetasnya itu dua minggu. Nanti dievaluasi dan diganti lagi dua minggu," katanya.

Hasil dari program ini, kata Abri, tak akan langsung terlihat, melainkan satu atau atau dua tahun kemudian.

"Penyimpanan telur itu waktunya sampai enam bulan. Kami sudah petakan 308 titik atau ember di 15 RW."

"Alhamdulillah saat ini sudah berjalan seperti biasa, meski sempat ada ramai penolakan dari beberapa orangtua asuh yang merasa ragu setelah mendapat informasi di media sosial."

"Tapi, begitu diberikan penjelasan ya mereka paham dan kami pun tak memaksa jika ada yang menolak," ujarnya.

Jika sudah diberi pemahaman dan pengertian, namun tetap menolak, Abri memastikan, ember berisi telur akan dipindahkan tak jauh dari titik ember tersebut.

"Jarak antara satu ember ke ember lain itu 75 meter. Kami sudah jalankan di 15 RW," ujarnya.

Terkait unjuk rasa penolakan program nyamuk wolbachia di Gedung DPRD Jabar, kemarin, Abri memastikan tak ada warga Ujungberung yang ikut. 

"Sebab, kalau ada, pasti ada yang laporan ke saya," ujarnya.

Awal November lalu, penolakan program nyamuk wolbachia juga terjadi di Bali. Petisi penolakan progran itu tersebar di dunia maya.

Petisi itu berhasil. Pemerintah daerah Bali memutuskan menunda program penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia tersebut.

(syarif abdussalam/nandri prilatama/tiah sm)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved