Kecelakaan Maut Bus di Tol Cipali

Mengapa Kecelakaan Bus Handoyo di Tol Cipali Telan Banyak Korban Tewas? Minim Kesadaran Pakai Sabuk?

Sony Sulaksono menyebut, kecelakaan fatal itu diduga kuat karena minimnya kepedulian menggunakan sabuk pengaman.

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Ravianto
deanza falevi/tribun jabar
Kepolisian dari Polres Purwakarta dan Polda Jabar saat melakukan persiapan olah TKP kecelakaan maut bus Handoyo di Exit Tol Cikampek, Tol Cipali, Purwakarta menggunakan 3D Scanner, Sabtu (16/12/2023). Pakar transportasi umum ITB Sony Sulaksono menyebutkan, fatalnya penyebab kecelakaan transportasi umum yang menyebabkan korban jiwa biasanya kurang pedulinya perusahaan angkutan umum dan penumpang terhadap sabuk pengaman.  

TRIBUNJABAR.ID, Purwakarta - Pakar transportasi umum ITB Sony Sulaksono menyebutkan, fatalnya penyebab kecelakaan transportasi umum yang menyebabkan korban jiwa biasanya kurang pedulinya perusahaan angkutan umum dan penumpang terhadap sabuk pengaman

Musibah menyangkut kecelakaan maut ini baru saja menimpa bus Handoyo yang terguling di Exit Tol Cikampek, Jumat (16/12/2023) sore.

Dalam kecelakaan maut di Tol Cipali tepatnya di KM 72 Exit Tol Cikampek itu, 12 dari 20 penumpangnya tewas.

Sementara sopir bus selamat dan hanya luka ringan.

Sony Sulaksono menyebut, kecelakaan fatal itu diduga kuat karena minimnya kepedulian menggunakan sabuk pengaman.

"Selain mental sopir yang sering ugal-ugalan, tetapi juga karena kurang pedulinya terhadap sabuk pengaman, " kata Sony saat dihubungi, Sabtu (16/12/2023). 

Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung, Sony Sulaksono Wibowo
Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung, Sony Sulaksono Wibowo (itb.ac.id)

Sony menyebutkan padahal pemerintah sudah mewajibkan setiap perusahaan angkutan umum untuk menyediakan sabuk pengaman pada setiap kursi penumpang.

Namun terkadang hal itu masih tidak digubris oleh perusahaan untuk menyediakan fasilitas keamanan penumpang. 

"Aturannya itu sudah ada (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015), " kata Sony. 

Kondisi bus Handoyo yang mengalami kecelakaan maut di Exit Tol Cikampek Tol Cipali, Jumat (16/12/2023) sore.
Kondisi bus Handoyo yang mengalami kecelakaan maut di Exit Tol Cikampek Tol Cipali, Jumat (16/12/2023) sore. (ahya nurdin/tribun jabar)

Ketika angkutan umum seperti bus tidak menyediakan sabuk pengaman, Sony meminta masyarakat juga untuk peduli dan menolak untuk menaiki kendaraan tersebut. 

"Kepedulian masyarakat juga sangat penting, " kata Sony. 

Terkadang kata Sony, penumpang seringkali menyepelekan untuk memasang sabuk pengaman.

Baca juga: Foto-foto Kondisi Bus Handoyo yang Tewaskan 12 Orang di Tol Cipali, Bercak Darah di Mana-mana

Padahal ketika terjadi kecelakaan, sabuk pengaman menjadi salah satu pelindung yang cukup penting untuk mengurangi luka fatal pada tubuh. 

"Ada juga misalnya bus yang sudah menyediakan sabuk pengaman. Namun penumpangnya masih tidak memasang."

"Jadi kepedulian sabuk pengaman ini bukan hanya dari pemerintah, tetapi perusahaan dan juga penumpang, " kata dia. 

Kecelakaan maut pada Bus Handoyo  di Kilometer (Km) 72 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat diduga juga karena kurang pedulinya terhadap sabuk pengaman

Bus di Gigi Enam saat Masuki Tikungan

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus Handoyo yang terguling di Exit Tol Cikampek, KM 72 Tol Cipali.

Olah TKP itu dilakukan Sabtu (16/12/2023) pagi sementara kecelakaan maut bus Handoyo itu terjadi Jumat (15/12/2023) sore.

Pantauan Tribunjabar.id di lokasi kejadian, tepatnya Interchange KM 72 Exit Tol Cikampek, polisi melakukan olah TKP pada pukul 07.30 WIB.

Wadirlantas Polda Jawa Barat, AKBP Edwin Affandi mengatakan bahwa olah TKP dilakukan bersama Korlantas Mabes Polri dengan menerapkan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Dia mengatakan, Olah TKP dilakukan dengan melaksanakan pengambilan gambar video melalui alat 3D Scanner.

"Ada sekitar 20 titik yang dilakukan perekaman tiga dimensi, hal itu dilakukan untuk men-sketsa kondisi bus saat melintas di lokasi kejadian," ucap Edwin kepada wartawan usai lakukan olah TKP Sabtu (16/12/2023).

Edwin menyampaikan, berdasarkan olah TKP, bus yang terguling tersebut minim melakukan pengereman.

Selain itu, lanjut Edwin, bus diduga melaju melebihi dari kecepatan maksimum.

"Jadi batas kecepatan itu seharusnya 40 Km/jam, namun bila dilihat dari kerusakan yang ada dan minimnya pengereman, diduga bus melintas melebihi batas maksimal," katanya.

Tak hanya itu, ia menyebutkan bahwa saat peristiwa terjadi, bus dalam kondisi gigi enam.

"Bus berakhir di gigi enam, saat ini kami akan melakukan ramcek bus, untuk mengetahui pasti apakah supir tidak melakukan pengereman atau rem pada bus tidak berfungsi," ujar Edwin.

(Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved