Ada Pertamina di Balik Kopi Teman Istimewa, Selamatkan Anak Tunarungu dari Belenggu Ketergantungan

Kedai Teman Istimewa Coffee adalah rumah bagi para disabilitas khususnya penyandang tunarungu. Ada 5 barista tunarungu yang dipekerjakan.

Tribun Cirebon/ Handhika Rahman
Kedai Teman Istimewa Coffee di Jalan Istiqomah Nomor 19 Kelurahan Lemahmekar, Indramayu, Kamis (28/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Raut wajah Sespri Maulana tampak lelah saat ditemui di Kedai Teman Istimewa Coffee yang ada di Jalan Istiqomah Nomor 19 Kelurahan Lemahmekar, Indramayu, Kamis (28/10/2023).

Sesekali anak muda berusia 32 tahun ini meregangkan badannya yang pegal gara-gara hilir mudik membantu menyiapkan pesanan pelanggan.

Maklum, sore itu, pengunjung kafe inklusi yang merupakan CSR Pertamina RU VI Balongan ini sedang ramai-ramainya.

Sebenarnya, bukan tugas Sespri untuk membantu menyiapkan pesanan tersebut, namun, sudah menjadi kewajibannya ikut membantu para penyandang tunarungu yang dipekerjakan di sana.

Walau lelah, Sespri masih semangat. Dia bilang tidak apa capek yang penting kafe ramai.

Baca juga: Santai Sambil Belajar Bahasa Isyarat di Kafe Teman Istimewa Indramayu, Baristanya Para Tuna Rungu

"Biar anak-anak (Penyandang Tunarungu) bisa dapat penghasilan lebih," ujar Sespri.

Sespri adalah pengelola sekaligus orang yang dipercaya menjadi pendamping teknis oleh Pertamina RU VI Balongan untuk memberdayakan barista tunarungu yang bekerja di Teman Istimewa Coffee.

Di saat kerepotan mengurus pesanan, Sespri juga cekatan mengarahkan karyawannya untuk melayani pesanan tambahan yang diminta pelanggan.

Di balik kesibukan itu, Sespri masih mau bercerita soal pendampingan yang dilakukannya.

Dia bilang, Kedai Teman Istimewa Coffee adalah rumah bagi para disabilitas khususnya penyandang tunarungu.

Ada 5 barista tunarungu yang dipekerjakan. Di sini mereka bisa memiliki penghasilan walau punya keterbatasan mendengar dan berbicara.

Nama Teman Istimewa pun terinspirasi dari para tunarungu tersebut yang saling menguatkan satu sama lain dan tidak menyerah demi melangkah menjadi lebih baik.

"Kita di sini punya tagline, mendengarkan dengan hati, memaknai dengan rasa," ujar Sespri soal Kedai Teman Istimewa Coffee.

Sespri mengaku sangat memahami kondisi para penyandang tunarungu. Salah satu saudaranya juga menderita kekurangan yang sama.

Menurutnya, mereka butuh ulur tangan agar bisa mandiri dan terbebas dari belenggu ketergantungan.

Beragam keluh kesah sudah pernah ia dengar seputar golongan masyarakat satu ini, keluh kesah juga datang dari orang tua mereka.

Kebanyakan penyandang tunarungu ini merasa tidak percaya diri sehingga hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri di rumah usai lulus sekolah.

Mereka terlalu dimanja sejak kecil dan kebiasaan itu menular saat mereka menginjak usia dewasa. Hasilnya, keberadaan kaum disabilitas kerap dianggap benalu atau dipandang sebelah mata.

"Mereka ini sebenarnya hanya tidak bisa mendengar dan bicara, tapi secata fisik mereka sempurna," ujar dia.

Jikapun ada yang punya semangat menjadi pribadi yang mandiri, jalannya tidak mudah. Seperti yang dialami Saefudin, pemuda berusia 29 tahun warga Kecamatan Cikedung ini contohnya.

Saefudin sebenarnya punya semangat besar untuk mandiri sejak kecil. Rutinitasnya dahulu adalah peternak kambing milik ayahnya.

Sayangnya, sejak sang ayah jatuh sakit dan meninggal dunia, usaha itu terbengkalai dan semua hewan ternak dijual untuk keperluan berobat.

Kondisi ekonomi keluarga Saefudin sempat hancur, untuk bisa membantu sang ibu, Saefudin berinisiatif menjadi penjual bunga keliling.

Saefudin juga punya semangat tinggi untuk belajar walau sudah menginjak usia dewasa. Ia juga tak malu. Saefudin pun lulus dari SLB Mutiara Hati Indramayu pada tahun 2019 saat usianya sudah 25 tahun.

Usai lulus sekolah, Saefudin mencoba peruntungan melamar ke perusahaan dan diterima bekerja di sebuah minimarket yang tak jauh dari rumahnya.

Selama bekerja, Saefudin kerap mendapat perlakuan tak mengenakan, gajinya rutin dipotong untuk mengganti barang yang tiba-tiba hilang.

Lama kelamaan, pelakunya terungkap, ternyata teman kerjanya sendiri. Dari kejadian itu, Saefudin mengaku tidak dendam, tapi ia lebih memilih keluar dari pekerjaan tersebut di tahun 2022.

Beruntungnya, kondisi Saefudin ini diketahui oleh Pertamina RU VI Balongan. Pertamina juga kebetulan pada tahun 2023 ini akan membuka program CSR layanan inklusif yang menyasar kaum disabilitas.

Saefudin pun menjadi salah satu dari 5 barista tunarungu yang direkrut Pertamina RU VI Balongan untuk bekerja di Teman Istimewa Caffee.

Untuk satu hari bekerja, Saefudin bisa mendapat upah sebesar Rp 120 ribu. Dalam sebulan, Saefudin bisa masuk kerja 5 sampai 6 kali. Ia bergantian dengan teman disabilitas tunarungu lainnya.

"Gak papa saya dibayar berapa saja, yang penting saya bisa bekerja," ujar Saefudin menggunakan bahasa isyarat.

Sebagai pendamping teknis, Sespri sangat berharap kaum disabilitas seperti Saefudin bisa hidup normal seperti masyarakat pada umumnya.

Mereka bisa menikah, membangun keluarga, punya penghasilan, dan menjadi taulan yang baik bagi anak-anak mereka nanti.

Untuk itu, di Kedai Teman Istimewa Coffee juga disediakan papan harapan. Beragam motivasi ditulis oleh para pelanggan pada kertas warna-warni yang ditempel pada papan tersebut.

Isi tulisan para pelanggan ini semua ditujukan untuk Saefudin dan teman-teman. Setiap ada pelanggan yang menulis pesan baru, para penyandang tunarungu ini pasti langsung menuju ke sana untuk membaca isi pesan terbaru.

Baca juga: Teman Istimewa Coffee, Satu-satunya Kafe dengan Barista Tuna Rungu di Kabupaten Indramayu

"Mereka sebenarnya sama seperti kita-kita. Cuma di luar sana, belum banyak yang bisa menerima kaum disabilitas," ujar dia.

Peran Strategis Pertamina Dorong Pemberdayaan Penyandang Tunarungu

Selain memberi kesempatan bekerja untuk kaum disabilitas tunarungu, keberadaan Teman Istimewa Coffee sebagai layanan inklusif nyatanya punya dampak positif bagi mental masyarakat seperti Saefudin.

Mereka menjadi lebih percaya diri, mandiri, bertanggungjawab, dan tidak lagi bergantung pada orang lain. Dengan harapan masyarakat seperti Saefudin ini tidak lagi dianggap sebagai kaum minoritas yang dianggap sebelah mata.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah soal kelangsungan hidup setiap warga negara. Penyandang disabilitas juga mempunyai kedudukan hukum dan memiliki hak asasi manusia yang sama sebagai warga negara.

Menurut data dari Kemenko PMK, mengungkapkan jumlah penduduk penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 22,97 juta jiwa pada tahun 2023 atau sekitar 8,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Penyandang disabilitas adalah kaum yang rentan. Mereka mengalami risiko sosial ekonomi, keterbatasan akses informasi, akses lapangan pekerjaan, akses kesehatan, akses pendidikan, dan akses-akses lainnya.

Untuk menangani problematika ini, pemerintah sudah mengambil langkah serius dengan menerbitkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Dengan Undang Undang ini, pemerintah ingin menjamin pemenuhan kesamaan dan kesempatan untuk penyandang disabilitas dalam segala aspek penyelenggaraan negara.

Pemenuhan hak penyandang disabilitas sendiri memiliki tujuan untuk mewujudkan taraf kehidupan kaum disabilitas agar lebih berkualitas, adil, sejahtera lahir dan batin.

Di sini, PT Pertamina RU VI Balongan mencoba mengambil andil menjalankan amanat Undang Undang tersebut. Kedai Teman Istimewa Coffee hadir dan dibuka secara resmi pada Agustus 2023 sebagai program layanan inklusif.

Area Manager Communication Relation & CSR RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli mengatakan, ide awal dibukanya Teman Istimewa Coffee ini sebenarnya sudah ada sejak 2022 lalu.

Kala itu, Pertamina RU VI Balongan mencoba mencari konsep CSR yang benar-benar bermanfaat dan menyentuh masyarakat yang membutuhkan.

"Ada banyak sisi yang diambil di sini, satu pengembangan ekonomi masyarakat. Kemudian dari sisi teman-teman yang jarang dilirik oleh pasar kerja karena keterbatasan fisik," ujar dia..

Mohamad Zulkifli mengatakan, kaum disabilitas pun tidak tiba-tiba langsung direkrut. Mereka menjalani pelatihan dahulu lewat program magang selama dua bulan di kedai kopi sungguhan yang sudah menjalin kerjasama dengan Pertamina.

Mereka belajar cara meracik kopi, melayani pesanan, cara menghadapi pelanggan, dan pelatihan-pelatihan dasar lain sebagai barista kopi.

Bagi pelanggan yang ingin memesan dan tak mengerti bahasa isyarat pun tak perlu khawatir, cukup dengan menunjuk pesanan pada papan menu, barista yang sedang berjaga akan langsung mengerti dan melayani pesanan tersebut.

Di Teman Istimewa Coffee Indramayu, pelanggan juga bisa belajar bahasa isyarat yang diajari langsung oleh para penyandang tunarungu.

Pelatihan yang dilakukan kepada Saefudin dan teman-temannya ini sejalan dengan konsep program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang coba diterapkan Pertamina.

Mulai dari pematangan ide, kemudian dibantu pelatihan, termasuk dibantu untuk permodalan, perizinan, mendatangkan pelanggan sampai akhirnya penyandang tunarungu ini bisa mandiri.

Baca juga: Dendam, Pria Ini Aniaya Teman Istimewa Istrinya dengan Senjata Tajam, Dilakukan saat Tahlilan

Semua itu, kata Mohamad Zulkifli menjadi implementasi dari tanggungjawab Pertamina tehadap sosial dan lingkungan. "Kopi ini hanya salah satu dan masih banyak lagi program-program untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat lainnya," ujar dia.

Pertamina RU VI Balongan berharap kelak saat sudah mandiri, layanan inklusif ini bisa dijadikan percontohan agar semakin banyak lagi kaum penyandang disabilitas untuk hidup lebih layak seperti masyarakat umum.

Apalagi, kaum disabilitas seperti Saefudin mayoritas berasal dari keluarga yang kurang mampu.

"Ini menjadi contoh, menjadi obor. Saat nyalanya sudah terang kita harapkan juga bisa menular dicontoh oleh instansi-instansi lain," ujar dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved