Bocah Disabilitas Dimassa di Karawang
Dikira Maling, Anak Disabilitas Tunagrahita Kritis setelah Dikeroyok Warga di Karawang
Bocah itu kritis setelah menjadi korban aksi main hakim sendiri oleh massa di Desa Tegalwaru.
Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Ravianto
Ringkasan Berita:
- Bocah tunagrahita (15) asal Purwakarta kritis di RSUD Karawang setelah dikeroyok massa di Cilamaya Wetan karena dikira masuk rumah warga.
- Korban adalah anak yatim piatu yang disabilitas mental; warga Purwakarta sudah mengenali, tapi di Karawang disalahpahami.
- Pengeroyokan brutal dipicu kesalahpahaman. Keluarga menuntut tanggung jawab karena biaya pengobatan tidak ditanggung BPJS.
- Polisi menyelidiki aksi main hakim sendiri yang menimpa bocah disabilitas ini.
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Seorang bocah tunagrahita berusia 15 tahun asal Purwakarta dilarikan ke RSUD Karawang dalam kondisi kritis.
Bocah itu kritis setelah menjadi korban aksi main hakim sendiri oleh massa di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Rabu (6/10/2025) dini hari.
Pengeroyokan brutal ini dipicu oleh kesalahpahaman warga yang mendapati korban, yang diketahui memiliki disabilitas mental dan kesulitan berkomunikasi, masuk ke dalam salah satu rumah.
Kronologi Tragis dan Kondisi Korban
Korban, yang merupakan anak yatim piatu dengan kondisi ekonomi keluarga terbatas, kini berjuang antara hidup dan mati akibat luka parah yang dialaminya.
- Pemicu Pengeroyokan: Peristiwa tragis ini bermula ketika warga memergoki bocah tersebut masuk ke dalam sebuah rumah di Desa Tegalwaru. Warga yang tidak mengetahui bahwa korban adalah penderita disabilitas tunagrahita lantas melakukan aksi main hakim sendiri.
- Kondisi Kritis: Pekerja Sosial Ahli Pertama Dinas Kesehatan Karawang, Asep Riyadi, membenarkan bahwa korban diantar ke RSUD Karawang oleh pihak kepolisian dan saat ini kondisinya kritis.
- Identitas Korban: Korban diketahui adalah anak yatim piatu yang dirawat oleh keluarga. Kakak korban, Pesta Garleta, menjelaskan bahwa adiknya memang memiliki disabilitas mental dan kesulitan berkomunikasi, dan kerap bepergian hingga ke wilayah Karawang.
Baca juga: Tragis! Anak Disabilitas Kritis Dihakimi Massa di Karawang, Dikira Maling karena Masuk Rumah Warga
"Di Purwakarta, warga sudah tahu perihal adiknya disabilitas sehingga jika masuk rumah orang sudah bisa diantisipasi," ujar Pesta, menyayangkan insiden yang terjadi di Karawang.
Kesulitan dan Tuntutan Keluarga
Selain menghadapi kondisi kritis korban, keluarga dihadapkan pada kesulitan finansial dan menuntut pertanggungjawaban.
Masalah Biaya Pengobatan: Pesta Garleta mengungkapkan bahwa biaya pengobatan adiknya di RSUD Karawang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, menambah beban kesulitan yang dialami keluarga.
Tuntutan Pertanggungjawaban: Pihak keluarga berharap ada pihak yang bersedia bertanggung jawab atas kondisi kritis yang dialami bocah disabilitas tersebut akibat pengeroyokan oleh massa.
Polisi dilaporkan telah mengantar korban ke rumah sakit dan kini tengah menyelidiki siapa saja warga yang terlibat dalam aksi main hakim sendiri yang menewaskan nyaris merenggut nyawa bocah disabilitas ini.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/bocah-disabilitas-dianiaya-massa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.