Kasus Subang Terungkap
Sosok Banpol yang Ikut Bersihkan TKP Kasus Subang Dicari, Dulu Kuras Kamar Mandi Bareng Danu
Pihak Polda Jabar akan mencari dan memeriksa bantuan polisi (banpol) yang diduga ikut membersihkan tempat kejadian perkara (TKP) kasus Subang.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Pihak Polda Jabar akan mencari dan memeriksa bantuan polisi (banpol) yang diduga ikut membersihkan tempat kejadian perkara (TKP) kasus Subang.
Sosok banpol tersebut diduga membersihkan TKP bersama dengan tersangka Muhammad Ramdanu alias Danu.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal umum (Direskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan pada Jumat (27/10/2023).
"Nanti kami akan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang membersihkan TKP pada saat kejadian," kata Surawan, dikutip dari Kompas.com.
"Banpol, termasuk Danu, ikut menguras kamar mandinya," lanjutnya.
Dalam rangka mencari sosok tersebut, Surawan juga telah menanyakan perihal jumlah anggota banpol yang ikut membersihkan TKP.
"Kemarin sempat kita tanya juga berapa anggota, terus berapa orang yang dulu pernah ikut olah TKP," ungkapnya.
"Memang sudah menerangkan bahwa di TKP sempat dibersihkan di belakang, sempat dikuras di dalamnya, ada baju-baju termasuk baju korban," kata Surawan.
Yosep Diduga Eksekutor

Baca juga: Profil dan "Takhta" Yayasan yang Diduga Jadi Motif Kasus Subang, Terima Dana BOS tapi Siswa Fiktif
Sebelumnya, Surawan juga menduga tersangka Yosep, merupakan eksekutor dalam pembunuhan ibu dan anak di Kabupaten Subang.
Menurut Surawan, dalam melakukan aksinya, Yosep tidak sendirian.
Ia diduga dibantu tersangka lain untuk menghabisi nyawa Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23).
Surawan mengatakan, dugaan tersebut muncul berdasarkan pengakuan tersangka Danu yang dicocokkan dengan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"(Eksekutor) tidak pernah dari pengakuan dia (Yosep), tapi dari hasil penyidikan olah TKP dan sebagainya sudah mengarah ke sana (Yosep)," ujar Surawan, Kamis (26/10/2023).
Dugaan soal Yosep dibantu oleh tersangka lain saat melakukan eksekusi pun, kata dia, muncul berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah korban.
"Ada perbantuan dari yang lain tidak mungkin sendiri," ungkap Surawan.
"Kita analisa dari perlukaannya kemudian dari autopsinya itu tidak mungkin dilakukan sendiri," tandasnya.

Dugaan Motif Yayasan
Selain itu pihak penyidik Polda Jabar juga melakukan pemeriksaan terhadap aliran dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada Yayasan Bina Prestasi Nasional milik tersangka Yosep Hidayah.
Surawan mengatakan, pencairan dana BOS tersebut didalami untuk mengetahui ke mana aliran dana tersebut.
"Setelah kejadian itu mungkin ada beberapa pencairan dana BOS. Ini sedang kami selidiki arahnya ke mana," ujar Surawan di Mapolda Jabar, Jumat (27/10/2023).
Saat ini, kata dia, sejumlah pengurus yayasan sudah diperiksa. Polisi juga memblokir empat rekening milik Yayasan Bina Prestasi Nasional.
"Berdasarkan temuan-temuan kami di TKP dan tempat keluarga, ada beberapa data siswa yang fiktif."
Baca juga: Kapan Kasus Subang Bisa Disidangkan untuk Mengadili Yosep dan Danu CS? Begini Penjelasannya
"Kami juga melakukan blokir beberapa rekening yang digunakan untuk menerima dana BOS dan BPMU," ucapnya.
Pihaknya pun bakal berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar dan Kabupaten Subang untuk menghentikan bantuan dana BOS dan BPMU.
Dari pemeriksaan terhadap yayasan tersebut, kata Surawan, penyidik kemudian mendalami motif pelaku menghabisi nyawa Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23).
"Kami dalami motif khususnya terkait pengelolaan keuangan yayasan," katanya.
Sebelumnya, anak Yosep dan Tuti, Yoris juga menduga bahwa pembunuhan kasus Subang ini terkait dengan yayasan.
"Saya menduga kuat motifnya urusan Yayasan," ujar Yoris, Kamis (26/10/2023).
Yang membuat Yoris yakin, pasca-pembunuhan ibu dan adiknya tersebut, Yosep sempat meminta dirinya untuk mencairkan dana Yayasan.
"Dua hari setelah kejadian itu, papah (Yosep) pernah minta saya untuk mencairkan uang yayasan," katanya.
Bahkan, kata Yoris, ayahnya menyuruh Danu untuk memegang jabatan bendahara setelah Tuti dan Amalia meninggal dunia.
"Papah tiba-tiba nawarin Danu jadi bendahara yayasan setelah ibu dan adik saya meninggal" ucapnya
Yoris menuturkan, setelah beberapa bulan setelah peristiwa kasus Subang itu, ia kaget karena dinonaktifkan oleh ayahnya dari jabatan Ketua Yayasan.
"Setelah saya dinonaktifkan dari ketua yayasan, kemudian tidak lama dari itu, papa telah menarik uang yayasan sebanyak dua kali bersama kepala sekolah dan bendahara sekolah," tuturnya.
(Tribunjabar.id/Rheina Sukmawati/Ahya Nurdin/Nazmi Abudrrahman) (Kompas.com/Agie Permadi)
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
Polda Jabar
kasus Subang
polisi
membersihkan TKP
Danu
Yosep
pembunuhan ibu dan anak
Tuti Suhartini
Amalia Mustika Ratu
Banpol
Polda Jabar Bersyukur Gugatan Praperadilan Terduga Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Ditolak |
![]() |
---|
TERUNGKAP Peran Abi Aulia pada Kasus Subang, Termasuk Benturkan Kepala Amalia Mustika Ratu |
![]() |
---|
UPDATE Kasus Subang, Polisi Ungkap Peran Abi Aulia, Tersangka Ketiga yang Sudah Ditahan |
![]() |
---|
Pengacara Abi Tersangka Kasus Subang Tuding Polda Jabar Tangkap Kliennya Tak Sesuai Prosedur |
![]() |
---|
PERJALANAN Kasus Subang, dari Penemuan Jenazah Tuti dan Amel sampai Abi Aulia Ditahan Hari Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.