Kebakaran di TPA Sarimukti

Ratusan Warga Sarimukti Tak Dapat Bantuan, Pemkab Bandung Barat: Mungkin Mereka Terlewat

Ratusan pemulung itu membutuhkan bantuan makanan karena tak bisa lagi memulung sejak TPA Sarimukti terbakar, tiga pekan lalu.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Suasana di Kampung Ciherang atau Kampung Pemulung di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (6/9/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan melakukan pengecekan terkait adanya ratusan pemulung di Kampung Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, yang tidak mendapat jatah makanan selama empat hari.

Ratusan pemulung itu membutuhkan bantuan makanan karena tak bisa lagi memulung sejak TPA Sarimukti terbakar, tiga pekan lalu.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik pada Diskominfotik KBB, Taufik Kurnaefi, mengatakan, terkait bantuan makanan untuk warga yang terdampak kebakaran TPA Sarimukti seperti pemulung hingga kini masih tetap berjalan.

"Namun kami akan melakukan kroscek ke lapangan, bisa saja terlewat (ada yang belum mendapat)," ujarnya saat dihubungi, Kamis (7/9/2023).

Setiap hari, kata Taufik, dapur umum Tagana yang didirikan oleh Dinas Sosial KBB masih tetap menyiapkan makanan sebanyak 1.500 porsi dengan masing-masing 500 porsi untuk pagi, siang, dan malam hari.

"Untuk makan pagi disiapkan 500 porsi, begitu pun siang dan malam dengan jumlah porsi yang sama."

"Jadi, totalnya mencapai 1.500 porsi makanan yang diberikan kepada warga terdampak kebakaran," katanya.

Taufik mengatakan, untuk memasak 1.500 porsi per hari itu melibatkan 32 anggota Tagana KBB, lalu makanan tersebut disalurkan kepada warga yang terdampak dan petugas dan relawan penanganan bencana kebakaran TPA Sarimukti.

"Petugas Tagana KBB melaksanakan kegiatan dapur umum dari mulai belanja, persiapan, pengolahan, pendistribusian untuk tiga kali makan," ucap Taufik.

Sebelumnya, seorang pemulung, Oom Komalasari (52), mengatakan, selama TPA Sarimukti terbakar, pemulung biasanya mendapat jatah makanan berupa nasi, mi instan, dan sembako.

Namun, kini bantuan itu sudah tidak ada lagi.

"Bantuan (makanan) sudah empat hari enggak ada dan sudah tidak ada konfirmasi apa-apa lagi kalau masalah bantuan."

"Tapi kami enggak bisa mulung lagi, katanya sampai 11 September," ujarnya saat ditemui di Kampung Ciherang.

Ia mengatakan, di Kampung Ciherang atau biasa disebut "kampung pemulung" itu ada 65 KK dengan total 273 jiwa.

Selama empat hari itu mereka sama tidak mendapat bantuan makanan yang biasanya dipasok dari dapur umum.(hilman kamaludin)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved