Kebakaran di TPA Sarimukti

Sampah di Bandung Menumpuk, Pemkot Bandung Gali Lubang Besar di Lapangan Tegallega

Sampah di Bandung menumpuk karena  pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti terhenti  hampir dua pekan terbakar.

|
Tribun Jabar/ Muhamad Nandri Prilatama
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna saat meninjau pembuatan lubang untuk sampah organik di wilayah Taman Tegallega, Selasa (29/8/2023) 

Rencananya, ujar Dadang, setelah membangun lokasi pengolahan sampah yang menghasilkan RPF di empat titik, ia akan membangun pengolahan serupa di tujuh titik lainnya pada tahun depan. Setiap titik ditargetkan bisa menyelesaikan persoalan sampah 25 ton setiap harinya.

"Jika empat tutik bisa menyelesaikan 100 ton sampah, maka sampah tersisa hanya 200 ton lagi. Kalau Kalau Sarimukti hanya menampung 180 ton, berarti kita harus membuat penanganan yang 80 ton lagi. Targetnya, dua tahun ke depan, kita tidak usah ada TPA lagi," ujarnya.

Dadang juga mengatakan, meski pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sudah tertunda lebih sepekan, Kabupaten Bandung belum darurat sampah.

"Kita masih siaga," ujarnya.

Meski masih berstatus siaga, dampak penutupan TPA Sarimukti tak urung juga berdampak pada penumpukan sampah di sejumlah titik di Kabupaten Bandung. Salah satunya di Pasar Sayati, Kecamatan Margahayu. Sampah menggunung dan menebar bau.

"Sudah 10 hari tak diangkut," ujar Hafidin (54), salah seorang pedagang.

Pantauan Tribun Jabar, kemarin, kondisi sampah yang menggunung juga terlihat di semua pasar di Kota Cimahi. Sampah menggunung di TPS Pasar Atas, Pasar Kuda, Pasar Antri, dan Pasar Baros. Sampah juga menumpuk di TPS Pasar Cimindi.

Pj Wali Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan, mengatakan penumpukan sampah tersebut terjadi sejak pertama kali TPA Sarimukti mengalami kebakaran.

"Kurang lebih 1.000 ton sampah menumpuk, tersebar di beberapa TPS," ujarnya.
Sulit Padam

Terbakarnya TPA Sarimukti, kemarin juga menarik perhatian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan. Luhut mengatakan, kebakaran di TPA Sarimukti sama seperti kebakaran lahan gambut.

"Kita tahu TPA Sarimukti terbakar hampir 2 minggu tidak berhenti karena itu sama dengan (kebakaran) gambut. Kedalamannya bisa sampai puluh meter, kalau terbakar di bawahnya ada gas metan," ujarnya saat berkunjung ke Cililin, KBB, Selasa (29/8).

Menurutnya, kebakaran TPA Sarimukti sulit dipadamkan karena terdapat gas metan di dalam lapisan tumpukan sampah yang ikut terbakar dan menjadi bara, sehingga untuk menghentikan kebakaran tersebut harus turun hujan.

"Memerlukan waktu. Kalau hujan deras sampai tiga hari, itu pengalaman saya saat ada kebakaran hutan 2015 di Palembang maupun di Kalimantan. Kita terus berjibaku menangani itu dan memang relatif terkendali," kata Luhut. (nandri prilatama/lutfi a mauludin/aldi/hilman kamaludin)

Artikel  Sampah di Bandung Menumpuk lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved