Pelajar Meninggal saat MPLS di Sukabumi

Orang Tua Korban MPLS di Sukabumi Meminta Keadilan, Nyawa Enggak Bisa Dibeli Katanya

Duka dan kecewa masih terlihat jelas di raut wajah Iman, orang tua MA (13), siswa baru SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal karena MPLS.

dian herdiansyah/tribunjabar
Unit PPA Polres Sukabumi Mendatangi keluarga MA di Kampung Selaawi, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Senin (24/07/2023) sore. 

TRIBUNJABAR.ID - Duka dan kecewa masih terlihat jelas di raut wajah Iman (39), orang tua MA (13), siswa baru SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal karena tenggelam saat mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di Sungai Cileuleuy.

Suaranya bergetar saat menceritakan kematian anaknya.

"Nyawa enggak bisa dibeli. Kami meminta keadilan," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Kampung Selaawi, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Senin (24/7).

Iman mengatakan, sekalipun kegiatan di Sungai Cileuleuy saat MPLS itu jelas-jelas kegiatan resmi sekolah dan diikuti ratusan siswa, kegiatan tersebut seolah dilepas begitu saja tanpa ada pengawasan yang memadai dari pihak sekolah.

Baca juga: Kasus Siswa SMPN 1 Ciambar Sukabumi Tewas saat MPLS, Keterangan Kadisdik dan Polisi malah Berbeda

Iman menduga, pihak sekolah bahkan tak menyadari ada seorang peserta MPLS yang hilang saat kegiatan di sungai itu selesai.

Terbukti, pihak sekolah bahkan tak bisa menjawab saat istrinya datang ke sekolah untuk menanyakan keberadaan anak mereka, Sabtu (22/7) lalu.

"Saat istri saya datang ke sekolah bertanya tentang keberadaan anak kami, pihak sekolah tidak ada yang menjawab.

"Karena tak kunjung ada kabar, istri saya akhirnya kembali datang ke sekolah bersama warga sampai tiga kali. Baru setelah itu kepala sekolahnya ikut mencari keberadaan anak saya," kata Iman.

Baca juga: Korban Perpeloncoan dalam MPLS Terus Ada, Pak Uu Minta Keleluasaan Kakak Kelas di MPLS Dicabut

“Kalau saja istrinya enggak datang ke sekolah dan tanya anak kami di mana, mungkin keberadaan anak kami belum diketahui hingga kini.

"Pihak sekolah enggak ada yang datang pas hari pertama anak kami hilang. Enggak ada yang ngasih kabar ke sini," lanjutnya.

Di mata keluarga, kata Iman, MA adalah anak yang sangat baik.

"Dia enggak pernah pernah neko-neko," ujarnya.

Saat ditemukan, Sabtu sore, jasad MA masih mengenakan seragam pramuka.

"Kami meminta keadilan, kami ingin kasusnya diungkap," kata Iman.

Periksa Saksi

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved