Pelajar Meninggal saat MPLS di Sukabumi

Kasus Siswa SMPN 1 Ciambar Sukabumi Tewas saat MPLS, Keterangan Kadisdik dan Polisi malah Berbeda

Penjelasan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni, berbanding terbalik dengan hasil pemeriksaan dari kepolisian.

dok Polres Sukabumi
Polisi saat melakukan cek TKP di Sungai Cileuleuy tempat MA (13) siswa SMPN 1 Ciambar, Sukabumi tenggelam dan meninggal dunia saat ikuti MPLS 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Peristiwa meninggalnya MA (13) siswa baru kelas 7 SMPN 1 Ciambar yang tenggelam di Sungai Cileuleuy, Kampung Selaawigirang, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat masih menjadi tanda tanya.

Pasalnya, penjelasan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni, berbanding terbalik dengan hasil pemeriksaan dari kepolisian.

Awalnya, Jujun menyebut bahwa korban terpisah dari rombongan siswa SMPN 1 Ciambar saat melakukan hiking. Menurut Jujun, hiking itu bukan bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Sementara itu, Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, mengatakan, hasil pemeriksaan terhadap tiga orang saksi yang merupakan guru SMPN 1 Ciambar, kegiatan itu merupakan bagian dari MPLS.

Baca juga: Korban Perpeloncoan dalam MPLS Terus Ada, Pak Uu Minta Keleluasaan Kakak Kelas di MPLS Dicabut

Diketahui, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (22/7/2023) siang lalu.

Menanggapi hal itu, Kadisdik Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni, menjelaskan, hal itu merupakan cara pandang yang berbeda. Menurutnya, berdasarkan kalender pendidikan, MPLS berlangsung sampai hari Jumat dan dilanjutkan kegiatan pengenalan Kepramukaan.

"Jadi sebenarnya cara pandangnya saja yang berbeda, kami punya kalender pendidikan, bahwa untuk kalender pendidikan itu tiga hari sampai hari Jumat itu adalah hari MPLS, dilanjutkan dengan di kalender pendidikan itu pengenalan kepramukaan, selanjutnya pembelajaran seperti biasa," kata Jujun via telepon, Senin (24/7/2023).

Jujun mengatakan, dirinya tidak bisa mengomentari lebih lanjut jika hiking itu dianggap masuk dalam rangkaian kegiatan MPLS.

"Jadi, sekali lagi kalau pun itu dianggap rangkaian dari MPLS, saya tidak bisa mengomentari pendapat yang dilakukan oleh pihak lain, karena cara pandang dan sudut pandanganya tentu berbeda. Tapi, kami hanya menjawab berdasarkan apa yang sudah ada di kalender pendidikan kami," katanya.

Menurutnya, hiking itu dilakukan oleh pihak sekolah SMPN 1 Ciambar karena sudah rutin dilaksanakan dari tahun ke tahun.

Baca juga: Siswa SMP di Sukabumi Tewas saat MPLS, Ayah Korban Kecewa ke Sekolah, Tak Jawab Ketika Ditanya

"Betul, karena kalau pun ada perbedaan cara pandang sekali lagi kami sangat menghargai apa yang menjadi cara pandang dan sudut pandang pihak lain. Karena kita tidak bisa menyalahkan apa yang menjadi analisa dari berbagai macam pihak, karena posisinya dan sudut pandang berbeda," ujar Jujun.*

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved