Kisruh Tabungan Siswa di Pangandaran

Kisruh Tabungan Murid di Pangandaran, Kini Ada Solusi Baru Agar Uang Tabungan Murid Aman

Direktur Utama Perumda BPR BKPD Kabupaten Pangandaran, Yana Maulana, menyampaikan bahwa kasus uang tabungan ini sudah menjadi isu nasional.

Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Yana Maulana, Direktur Utama Perumda BPR BKPD Kabupaten Pangandaran 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Kasus uang tabungan murid SD mandek di guru menjadi bahan evaluasi ke depan.

Pemerintah Daerah (Pemda) Pangandaran melalui bank miliknya memperkenalkan sistem menabung di tempatnya.

Bank milik Pemda Pangandaran ini bernama Perusahaan Umum Daerah Bank Perkreditas Rakyat Bank Karya Produksi Desa (Perumda BPR BKPD) Kabupaten Pangandaran.

Direktur Utama Perumda BPR BKPD Kabupaten Pangandaran, Yana Maulana, menyampaikan bahwa kasus uang tabungan ini sudah menjadi isu nasional.

Baca juga: Gara-gara Tabungan Murid SD di Pangandaran Macet, Asep Noordin Bilang Jangan Lagi Menabung di Guru

Karena itu, ia melihat sebelumnya pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 114 tahun 2020 tentang strategi keuangan inklusif sudah mencanangkan satu program, yaitu program Kejar.

Program Kejar itu adalah program satu rekening satu pelajar.

Jadi, di samping pemerintah menanamkan budaya menabung sejak dini, diharapkan program tersebut juga bisa mengamankan niat baik setiap murid agar tabungannya itu bisa aman.

"Nah, satu di antaranya di kita juga kemarin melalui tim percepatan keuangan daerah sudah mengeluarkan program Sarupaning, yang artinya satu pelajar satu rekening," ujar Yana kepada Tribunjabar.id di Parigi, Sabtu (1/7/2023) siang.

Baca juga: Tabungan Murid SD di Pangandaran Tak Cair karena Disikat Oknum Guru, Ketua DPRD Khawatirkan Hal Ini

Perumda BPR BKPD Kabupaten Pangandaran sendiri merupakan milik Pemerintah Daerah Pangandaran yang ada produk tabungan Simpel atau simpanan pelajar dan produknya itu untuk menyukseskan program Sarupaning.

"Dalam pelaksanaannya, di situ kita tidak menggunakan administratif bulanan, bahkan untuk pembukaan rekening pun kita gratiskan," katanya.

Tujuannya untuk melatih sedini mungkin anak-anak untuk menabung yang sehingga ketika sudah dewasa nanti bisa memahami tentang manajemen keuangan.

"Untuk teknisnya, itu bisa melalui kelompok di sekolah dasar (SD). Jadi, kita bisa datang langsung ke sekolah dan kita buka rekeningnya sesuai aturan SOP-nya," ucap Yana.

Salah satu SOP-nya adalah tetap dengan menggunakan data orang tua dan menggunakan data murid sebagai data penyandingnya.

"Jadi, ketika murid tersebut sudah di usia dewasa bisa dijadikan ke rekening pribadinya," ujarnya.

Jadi, Simpel atau simpanan pelajar ini lebih ke menjaga keamanan agar uang tabungan tersebut lebih aman.

"Karena, kami itu perbankan di mana simpanan itu dijamin oleh lembaga penjamin simpanan. Jadi, kalau ada apa-apa terkait di perbankan kita dijamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS)," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved