Wawancara Eksklusif Ketum SBMI Hariyanto Suwarno soal TKI Sudah Setahun Disekap di Myanmar
Para korban sempat meminta pertolongan dan mengirimkan rekaman video tentang kondisi mereka kepada keluarganya,
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
Ini kejahatan internasional dan darurat sekali. Maka saat penangkapan jangan hanya menyasar sponsor di daerah karena itu orang lapangan, tapi aktor intelektual yang membiayai bisnis besar ini juga harus ditangkap dan saat ini kami sedang coba selidiki.
Kalau kita lihat dari Januari 2023 sampai awal Maret, berapa banyak kemudian laporan semacam ini yang diterima SBMI?
Kita coba melihat tahun 2022 saja per Januari lalu sekitar 200 lebih laporan yang khusus pekerja di Kamboja Myanmar. Kemudian di tahun 2023, Januari sampai Maret ini yang terdata dan kami tangani langsung baru 20 yang menguasakan ke kami. Tapi yang sedang berproses itu ada lebih dari 100 laporan. Artinya itu baru dari SBMI saja sudah 100 lebih,
Soal kasus ini yang paling berperan apakah Kemenlu?
Jadi di dalam urusan pemulangan seperti yang kami katakan tadi itu adalah wilayah Kementerian Luar Negeri.
Klise di lapangan bahwa pemerintah daerah tidak memiliki data kasus-kasus seperti ini, mereka harus blusukan, apakah benar?
Kami mengatakan itu bukan klise tapi fakta. Jadi masalah terbesar di negara ini adalah soal pendataan. Di negara ini bahkan tidak punya satu data pasti soal jumlah PMI yang ada di luar negeri. Semua kementerian punya data masing-masing. Maka kemudian menyikapi pendataan ini dalam konteks pengawasan tadi harus ada kolaborasi, membangun sistem pendataan dari bawah dari desa, kemudian Pemda yang berkoordinasi kepada embarkasi pemberangkatan. Sebetulnya ini kalau mau diseriusin merupakan hal yang mudah bagi negara. Tapi kita tidak tahu soal pendataan ini belum ada langkah serius.
Menurut Anda, bagaimana cara paling efektif mengedukasi masyarakat yang punya minta bekerja ke luar negeri?
Cara yang efektif pertama adalah satu membangun tata kelola informasi migrasi aman berbasis desa. Ini yang harus dilakukan. Semua sudah melaksanakan sosialisasi, tapi pertanyaannya adalah sosialisasi itu sampai atau tidak? Makanya harus ada kelola informasi migrasi aman. Ada papan papan baliho di balai desa, ada teknologi layar sentuh di dalam kantor desa, melibatkan tokoh agama, pemuda. Masyarakat harus secara masif diberi tahu bahaya berangkat unprosedural. Pemerintah desa sendiri sebenarnya sudah siap untuk mengedukasi, tapi tidak ada yang mentransfer informasi perihal pekerja migran Indonesia itu ke pemerintah desa.(tribunpriangan/handhika rahman)
| Perekrutnya Divonis 4 Tahun Penjara, Korban Perdagangan Orang di Indramayu Kini Bernapas Lega |
|
|---|
| Ibunya yang TKW Sakit Parah di Malaysia, Warga Indramayu Minta Tolong SBMI, Direspons Kemen P2MI |
|
|---|
| Sugi Warga Indramayu korban Perdagangan Orang Pengantin Pesanan Kini Resmi Lapor Polisi |
|
|---|
| Sugi Purnamawati Korban Pengantin Pesanan ke China Minta Polisi Tangkap dan Adili Sindikat TPPO |
|
|---|
| Kronologi Wanita Indramayu Jadi Korban Perdagangan Orang Modus Pengantin Pesanan, Berawal DM TikTok |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Ketua-Umum-SBMI-Hariyanto-Suwarno.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.