Siap-siap, Pemkot Bandung Akan Gelar Program Padat Karya dan Bantuan Modal Untuk UMKM Sebesar Ini

Upaya Pemkot Bandung dalam menekan inflasi adalah dengan mengutamakan kegiatan yang sifatnya direct effect kepada masyarakat, seperti pasar murah dan

Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/Nandri Prilatama
Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, Untuk menekan angka inflasi, Pemkot Bandung merencanakan beragam strategi yang bersifat direct effect kepada masyarakat, di antaranya menggelar kegiatan padat karya dan menggulirkan bantuan modal untuk 4.449 pelaku UMKM. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Untuk menekan angka inflasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merencanakan beragam strategi yang bersifat direct effect kepada masyarakat.

Salah satunya akan menggelar kegiatan padat karya oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM).

“Selain itu, Pemkot Bandung juga berencana menggulirkan bantuan modal untuk 4.449 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Bantuan yang akan diberikan sebesar Rp 450.000 per UMKM,” ujar Ketua Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna saat rapat koordinasi di Balai Kota Bandung, Kamis, (12/1/2023).

Menurut Ema, upaya Pemkot Bandung dalam menekan inflasi adalah dengan mengutamakan kegiatan yang sifatnya direct effect kepada masyarakat, seperti pasar murah dan bazar murah.

"Apalagi menjelang Ramadan dan Idulfitri, kami pikir ini cukup strategis dalam meningkatkan daya mampu ekonomi masyarakat," ujar Ema.

Perlu diketahui, tahun lalu Pemkot Bandung juga menggelar padat karya melalui beberapa kegiatan selama 10 hari. Salah satunya bersih-bersih lingkungan sekitar.

Baca juga: Jabar Siapkan Mitigasi Cegah PHK Massal di Industri Padat Karya, Angkanya Terpantau Sudah Tinggi

Tiap orang memperoleh upah Rp133.000 per hari.

Jadi, selama 10 hari, satu orang bisa mendapatkan upah sebanyak Rp 1 juta lebih.

“Di samping itu, ada beberapa hal yang akan tetap kita lakukan, di antaranya pemantauan harga agar tetap terkendali, jaminan ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi, sehingga kelangkaan bisa kita kendalikan," paparnya.

Ema mengatakan , hal ini dilakukan karena Kota Bandung merupakan wilayah yang paling tinggi andil inflasinya di Jawa Barat.

Salah satu penyebabnya harga telur dan daging ayam yang naik menjelang Natal dan Tahun Baru 2023. Termasuk juga harga daging sapi yang menjadi salah satu faktor lonjakan inflasi di Kota Bandung.

Ema menilai, jika melihat kinerja dari inflasi yang ada di Kota Bandung berkaitan dengan masalah ketahanan pangan ini secara umum relatif bisa terkendali.

Meski begitu Ema mengakui akan ada tantangan pada inflasi 2023. Salah satunya panen raya padi dan cabai yang tertunda.

"Kota Bandung sangat tergantung kepada yang dihasilkan daerah sekitar. Sebab Kota Bandung merupakan daerah kolektif distributor terhadap kebutuhan pokok yang bisa berpengaruh terhadap inflasi yang terjadi," ujarnya.

Baca juga: Warga Berebut Ikut Program Padat Karya Kota Bandung, Disnaker Targetkan Dilanjutkan di 151 Kelurahan

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved