FSPSI Sebut Kondisi Buruh di Kabupaten Bandung Semakin Terpuruk dengan Naiknya Harga BBM
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Cabang FSPSI Kabupaten Bandung, Adang, kondisi buruh di tidak beda jauh dari kota atau kabupaten lain memprihatinkan
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Darajat Arianto
Bahkan kata Adang, ada yang dirumahkan sampai hari ini belum jelas kapan dipekerjakan kembali.
Baca juga: Kantor Bupati Cantik Purwakarta Diserbu Ribuan Pendemo, Begini Tanggapan Presidium Aliansi Buruh
"Begitu kami urus ke lapangan, saya mau mempekerjakan lagi, maka saya tidak PHK," katanya.
Adang mengaku, harapannya, aspirasi dari bawah, tetap ingin batalkan kenaikan BBM ini.

"Sebab dampaknya, bukan masalah harga minyak nya, minyak mah tak setiap hari beli bensin, tapi dampaknya terhadap semua, baik itu kebutuhan pokok, ataupun sarana transportasi umum," ucap dia.
Adangenjelaskan, kini dalam satu keluarga, mengalami kenaikan pengeluaran Rp 20 ribu, sampai Rp 40 ribu, bagi yang punya anak satu dan dua tentu berbeda.
Misal kata Adang, anak buru yang sekolah pakai kendaraan umum, ongkosnya naik Rp 1 ribu hingga Rp 2 ribu, lalu kebutuhan pokok, dan lainnya.
"Belum lagi pekerjaannya berkurang, jadi berbanding terbalik, kondisinya. Seharusnya kalau harga BBM naik, diiringi dengan pendapatan yang bertambah," ujar Adang.
Baca juga: Berita Subang: Ratusan Buruh dan Mahasiswa Kepung Kantor Bupati: Kebijakan Jokowi Bikin Sengsara
Adang mengungkapkan, munkin kalau upahnya UMK ditambah bantuan pemerintah Rp 600 ribu, itu artinya sedikit terbantu.
"Kalau sekarang, justru kondisinya bukan terbantu, tapi terpuruk menurut saya," ucapnya. (*)