Perundungan Anak di Tasik
FAKTA-fakta Bocah di Tasik Dipaksa Asusila dengan Kucing, Sering Dirundung, Depresi dan Meninggal
Murid kelas V SD tersebut diduga kuat depresi setelah videonya saat dipaksa berbuat tak senonoh dengan kucing beredar di media sosial.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Seli Andina Miranti
Pihak KPAID Kabupaten Tasikmalaya mendapati kenyataan bahwa anak SD yang meninggal karena depresi, ternyata juga kerap jadi korban perundungan teman-temannya.
"Saya bertemu dengan ibu kandung korban dan dari penuturan ibunya, ternyata korban suka di-bully teman sepermainannya," kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, Kamis (21/7/2022).
"Saya sangat prihatin. Kejadian seperti ini baru kali pertama terjadi. Korban sampai depresi dan akhirnya enggan makan hingga akhirnya meninggal dunia," kata Ato.
Pihak KPAID terus memantau kejadian tersebut, termasuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian, terkait penanganan kasus hukumnya.
Baca juga: Minta Diproses Hukum, Wagub Jabar Tegaskan Tak Ada Persetubuhan Kasus Anak dengan Kucing di Tasik
3. Sempat DIbawa ke RS
Usai videonya saat dipaksa melakukan hal tak senonoh pada kucing beredar di media sosial, korban menjadi tertekan.
Korban merasa malu dan tertekan hingga tak mau makan.
"Hal itu membuat korban merasa malu dan tertekan, sehingga akhirnya mengalami depresi," ujar Ato.
Karena kondisinya terus menurun, pihak keluarga akhirnya membawa korban ke rumah sakit.
Korban akhirnya meninggal dunia.
4. Tak Ada Persetubuhan dengan Kucing, Ini yang Terjadi
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, menegaskan tak ada persetubuhan antara kucing dengan anak SD yang meninggal karena depresi.
"Jika melihat rekaman videonya yang sempat beredar, saya tegaskan tak ada persetubuhan antara kucing dengan korban," kata Ato, Kamis (21/7).
Baca juga: Bocah Tasik yang Dibully Teman-temannya Itu Ternyata Sempat 4 Hari Tak Bisa Makan Sebelum Wafat
Yang terjadi adalah korban dipaksa atau disuruh teman-teman bermainnya beradegan tak senonoh mirip persetubuhan dengan kucing.
"Memang ada kontak fisik. Tapi tidak ada persetubuhan. Jadi saya harap masyarakat tak keliru menafsirkan berita yang beredar saat ini," ujar Ato.