Perundungan Anak di Tasik
FAKTA-fakta Bocah di Tasik Dipaksa Asusila dengan Kucing, Sering Dirundung, Depresi dan Meninggal
Murid kelas V SD tersebut diduga kuat depresi setelah videonya saat dipaksa berbuat tak senonoh dengan kucing beredar di media sosial.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Kasus perundungan anak di Tasik yang menimpa seorang anak laki-laki berusia 11 tahuh jadi perhatian masyarakat.
Anak laki-laki dari Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya tersebut kini meninggal dunia, diduga karena depresi.
Murid kelas V SD tersebut diduga kuat depresi setelah videonya saat dipaksa berbuat tak senonoh dengan kucing beredar di media sosial.
Tak hanya itu, korban diduga sering dirundung atau dibully oleh teman-teman sepermainannya.
Ini fakta-fakta kasus perundungan anak di Tasikmalaya hingga korbannya meninggal dunia.
1. Korban tertekan hingga tak mau makan
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, membenarkan adanya kejadian mengenaskan tersebut.
Dari keterangan yang berhasil dihimpun KPAID, kasus langka tersebut terjadi sekitar seminggu lalu.
Korban diduga dipaksa sejumlah anak yang merupakan teman mainnya untuk berbuat tak senonoh dengan seekor kucing dan divideo.
Rekaman video kejadian tersebut ternyata sempat menyebar di medsos.
"Hal itu membuat korban merasa malu dan tertekan, sehingga akhirnya mengalami depresi," ujar Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato.
Karena kondisinya terus menurun, pihak keluarga akhirnya membawa korban ke rumah sakit.
Baca juga: Polisi Dalami Keterlibatan Orang Dewasa dalam Kasus Perundungan Bocah dengan Kucing di Tasik
Korban akhirnya meninggal dunia.
"Kami masih terus melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian," kata Ato.
2. Sering Jadi Korban Perundungan Teman-temannya