Pungli PPDB SMK di Jabar
SMKN 5 Bandung Bantah Lakukan Pungli dan Operasi Tangkap Tangan: Hanya Miss Informasi
Eka mengatakan, kedatangan tim Saber Pungi ke SMKN 5 Bandung, Rabu, berawal dari salah paham atau miss informasi petugas PPDB dan orang tua siswa.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribunjabar.id Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - SMKN 5 Bandung membantah operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Sapu Bersih Pungutan Liar (Pungli) terhadap Kepala SMKN 5 dan sejumlah panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMKN tersebut, Rabu (21/6/2022).
Wakasek Hubungan Industri (Hubin) SMKN 5 Bandung, Eka Rachman, mengatakan saat itu tim Saber Pungli hanya datang untuk melakukan pemeriksaan terkait dugaan pungutan liar.
"Jadi, tidak ada itu operasi tangkap tangan)," ujar Eka kepada Tribunjabar.id saat ditemui di SMKN 5 Bandung, Jalan Bojong Koneng, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: Begini Respons SMKN 5 Bandung tentang Temuan Dugaan Pungli PPDB: Itu Salah Paham
Saat ini, kata Eka, Kepala SMKN 5 masih bertugas seperti biasa melakukan pelayanan.
Begitu pula empat panitia PPDB lainnya yang Rabu lalu ikut diperiksa.
"Insyaallah proses PPDB tetap berjalan. Semoga proses ini tuntas dan tidak pihak yang dirugikan," ujarnya.
Eka juga mengatakan, kedatangan tim Saber Pungi ke SMKN 5, Rabu lalu, sebenarnya berawal dari salah paham atau miss informasi antara petugas PPDB dengan orang tua siswa.
Saat itu, kata Eka, ada orang tua siswa yang bertanya terkait pembiayaan sekolah kepada panitia PPDB.
"Kenapa mereka menanyakan biaya sekolah, karena yang datang ke SMKN itu tidak semua dari SMP negeri, bahkan kebanyakan dari SMP swasta yang notabene setiap tahun harus bayar, sehingga mereka membawa kebiasaan itu ke sini," ujar Eka.
Panitia PPDB di SMKN 5 Bandung, kata Eka, kemudian memberikan informasi kepada orang tua siswa terkait uang pembiayaan yang dikelola oleh komite sekolah.
"Ketika informasi pembiayaan itu disampaikan kepada orang tua, menurut kami, itulah yang menjadi miss informasi."
"Itulah yang saya pikir akhirnya disampaikan ke Saber Pungli dan pihak lain," kata Eka.
"Itu (uang pembiayaan komite sekolah) dianggapnya adalah pungutan, sedangkan informasi yang kami sampaikan bahwa kurang lebih ada pembiayaan seperti ini, bukan kami meminta karena nanti dalam rapat akan disetujui antar orang tua bukan dengan sekolah," tambahnya.
Eka juga mengatakan, uang tunai yang ditemukan Tim Saber Pungli Jabar, di sekolah, sebenarnya merupakan uang titipan orang tua siswa yang seharusnya dititip ke komite sekolah.