SOSOK dan Kisah Serda Kowad (K) Yuni Indah Lestari Mencintai Indonesia lewat Bersepeda 15.900 Km
Kisah Kowad prajurit TNI di Bandung bersepeda ke Sabang hingga Magelang, Etikong ke Yogyakarta dan dari Merauke ke Lombok
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Mega Nugraha
"Setiap ada tanggal merah (libur) atau setiap Sabtu dan Minggu, saya masih rutin berlatih, ya sebelum pandemi setidaknya berlatih dengan jarak tempuh 200 kilometer, namun saat ini, hanya 100 kilometer saja," katanya.
Jiwa Pantang Menyerah
Pantang menyerah dan semangat yang tinggi menjadi prinsip yang selalu dipegang teguh oleh Yuni.
"Saya pernah ikut lomba balap sepeda, 200 meter sebelum garis "finish" saya menabrak portal. Akibatnya saya mengalami luka di beberapa bagian tubuh. Lingkar ban sepeda pun rusak. Saya mengakui, itu adalah kesalahan saya sendiri, karena kekesalan terhadap diri sendiri dan semangat yang masih membara, keesokan harinya saya kembali mengikuti perlombaan balap sepeda. Pantang hukumnya kalau mudah menyerah," katanya.
Baginya, setiap pertandingan balap sepeda itu harus juara 1. Karena kalau urutan 2 dan 3, menurutnya itu hanyalah sebuah nomor. Prinsipnya, Juara itu hanya 1.
Prinsip pantang menyerah juga dibagikan Yuni bagi calon atlet maupun calon prajurit TNI. Jika gagal, harus terus dicoba, jika jatuh harus langsung bangkit. Itu pesannya.
Menjaga kesehatan fisik, Yuni berbagi tips. Ia mengatakan, jika saat latihan balap sepeda maupun saat menjelang pertandingan, asupan makanan yang mengandung Karbohidrat dan Protein, harus seimbang masuk ke dalam tubuh. Tentunya didampingi asupan suplemen, vitamin dan susu.
"Selagi masih muda, harus terus berkarir dan bercita- cita. Ibaratkan kalau menyelam, ya harus sampai ke dasar kalau bisa sampai tenggelam. Tetap semangat, jangan mudah menyerah, dan pantang mundur," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/serda-yuni-indah-lestari.jpg)