Cerita Istri Sebelum Yana Hilang Misterius di Tempat Genosida Cadas Pangeran, Tangisnya Penuh Harap
Cadas Pangeran sempat jadi tempat genosida warga di masa lalu. Kini, pria bernama Yana hilang misterius di tempat genosida itu.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Mega Nugraha
Belanda mengalami kekalahan telak di dalam Perang Jawa 1825-1830 melawan Pribumi yang dipimpin Pangeran Diponegoro.
Kalah perang berarti pula kemampuan finansial Belanda di Hindia ambruk. Belanda di bawah Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memerintahkan cultuurstelsel atau tanam paksa. Rakyat dipaksa menanam kopi yang hasilnya dipakai untuk memperkuat para penjajahnya dan penjajahan itu sendiri.
Rakyat banyak yang mati karena kelaparan dan kerja tak kenal lelah.
Mereka sendiri tak sempat mengolah sawah dan ladang sendiri. Kelaparan juga menewaskan anggota keluarga mereka.
"Sampai-sampai orang tak sempat menguburkan para kurban," tulis Pramoedya.
Untuk memperkokoh penghisapan terhadap rakyat Hindia Belanda, Raja Belanda Louis Bonaparte mengirim Daendels yang tiba di Pelabuhan Anyer pada awal tahun 1808.
Dalam sebuah perjalanan dari Batavia ke Semarang yang ditempuh dalam sepuluh hari, Daendels berpikiran untuk melakukan peninggian dan pelebaran jalan.
Namun, dengan modal sedikit, tak mungkin rencana itu sukses kecuali jika pembangunan dibebankan kepada para bupati di daerah yang terlintasi jalan ini. Dibuatlah jalan dengan partisi sebagai berikut:
Anyer-Batavia, Batavia-Buitenzorg, Buitenzorg-Karangsembung (dengan detail: Cisarua-Cianjur, Cianjur-Rajamandala, Rajamandala-Bandung, Bandung-Parakanmuncang, Parakanmuncang-Sumedang, Sumedang-Karangsembung), Karangsembung-Semarang hingga ke Rembang dan berakhir di Panarukan.
Khusus pembangunan Jalan Cianjur hingga Sumedang, ada jatah beras untuk pekerja, yakni sebanyak 1,25 pon beras per hari dan 5 pon garam per bulan.
Kerasnya medan kerja, kerasnya perlakuan penjajah, membuat banyak rakyat berguguran.
Belum ditemukan data pasti apakah para pekerja yang tewas itu dimakamkan di sepanjang Jalan di atas tebing Cadas Pangeran.
Namun, jika merunut penjelasan Pramoedya tentang orang-orang yang tak sempat menguburkan orang meninggal, boleh dibayangkan di sepanjang Jalan Cadas Pangeran, pernah bergelimpangan mayat.
Kini, Jalan Cadas Pangeran sudah semakin ramai. Warung-warung berjejer di sekitar patung Pangeran Kornel dan Daendels. Di jalan asli yang menanjak melintas ke Pamucatan, ada juga warung-warung penjaja penganan ubi Cilembu.
Pengendara dapat berhenti di sembarang warung. Menikmati ubi hangat baru keluar dari oven, sambil menikmati sejuk udara di sekitar kuburan tanpa nisan terpadat dan terpanjang di Sumedang, bahkan mungkin di Pulau Jawa.
Endang Sonali (66), warga Cadas Pangeran mengenal kisah kekejaman Daendels dalam pembangunan Jalan Raya Pos di silam masa.
Dia mendapatkan kisah-kisah itu secara lisan dari Uyut Halsani, leluhurnya.
Buyutnya itu adalah anak dari Uyut Aca, seseorang yang diakui Endang punya hubungan dengan Pangeran Kornel.
"Uyut Aca itu adalah tangan kanan Pangeran Kornel, dulu istilahnya gulang-gulang. Dia saksi mata peristiwa yang kejam itu," kata Endang saat ditemui TribunJabar.id, di Kawasan Cadas Pangeran, Senin (4/10/2021) petang.
Menurut kisah yang diterima Endang, betul bahwa korban-korban kerjapaksa di dalam proyek itu banyak yang tidak terkubur.
Namun, kata dia, ada juga yang sempat dikuburkan.
"Sampai sekarang yang diketahui saja ada banyak makam di sepanjang jalan asli yang ke atas. Mungkin banyak kuburan tak terawat dan tak diketahui asal-usulnya," kata Endang seraya mengatakan Cadas Pangeran bisa dikatakan angker.
Bukan hal yang baru lagi jika di daerah tersebut Endang menemukan hal-hal di luar nalar.
Misalnya, mendengar suara kereta kencana, kedatangan harimau, melihat sosok bukan manusia, suara gamelan, dan lain sebagainya.
Pengalaman bersentuhan dengan hal gaib, dirasakan juga oleh Ai Komalasari (40), pedagang di kawasan Cadas Pangeran.
"Pernah suatau malam terdengar ada suara kereta kencana. Bahkan sekitar empat tahun yang lalu, penumpang seisi angkutan umum kesurupan," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kurniasih-istri-yana.jpg)