Cerita Istri Sebelum Yana Hilang Misterius di Tempat Genosida Cadas Pangeran, Tangisnya Penuh Harap
Cadas Pangeran sempat jadi tempat genosida warga di masa lalu. Kini, pria bernama Yana hilang misterius di tempat genosida itu.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Mega Nugraha
Keluarga khawatir Yana dijerumuskan ke jurang di Cadas Pangeran.
"Sekarang posisi HP-nya sudah mati," kata Yudi, keluarga lelaki hilang misterius.
Yudi mengatakan, sejak malam pada hari kejadian, dia sudah mondar-mandir di sekitar Cadas Pangeran dengan melajukan pelan sepeda motornya, berharap ada tanda-tanda keberadan Yana.
"Saya lihat motornya ada dalam posisi miring di dekat tempat parkir truk. Saya buru-buru kontak keluarga yang lain yang sudah ada di Cadas Pangeran sejak tadi subuh pula," kata Yudi.
Tempat Genosida
Patung bersejarah berdiri di Jalan Cadas Pangeran. Patung dua orang bersalaman itu adalah patung Bupati Sumedang Koesoemadinata IX atau Pangeran Kornel dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels.
Baca juga: Pesan Suara Yana Hilang Misterius di Cadas Pangeran Beredar, yang Terakhir Menangis Menahan Sakit
Patung itu merekam peristiwa yang berkesan mendalam bagi rakyat Sumedang ketika Daendels pembangunan Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg pada 1808.
Hingga kini, peristiwa itu dikenang sebagai sebuah keberanian dan kepedulian bupati kepada rakyatnya yang dipaksa membelah bukit dengan peralatan sangat sederhana.
Lantas, seberapa pedih penderitaan rakyat sampai Bupati berani pasang badan menantang Daendels, bahkan menyambut jabatan tangannya dengan tangan kiri sementara tangan kanan Pangeran Kornel bersiap mencabut keris Nagasasra yang terselip di pinggang?
Pembangunan Jalan Raya Pos di Cadas Pangeran ini adalah yang paling banyak menelan korban. Dalam laporan Inggris beberapa saat setelah pembangunan jalan selesai, seperti dikutip Pramoedya Ananta Toer, telah tewas dalam 1.000 kilometer sejak Anyer hingga Panarukan sebanyak 12.000 orang rakyat.
Khusus di Cadas Pangeran, Pramoedya Ananta Toer di dalam "Jalan Raya Pos, Jalan Daendels" (2010), menulis:
"Dalam pembikinan jalan inilah untuk pertama kali ada angka jumlah korban yang jatuh 5.000 orang. Bahwa angka yang diberikan begitu bulatnya telah menunjukkan tidak rincinya laporan."
Jumlah 5.000 jiwa dalam bagian kecil dari pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer, tentu adalah jumlah kurban yang besar. Pram menyebut peristiwa berdarah ini sebagai genosida tidak langsung.
"Besarnya jumlah pribumi yang tewas tak membuat Daendels berhenti di tengah jalan. Dengan demikian kurban-kurban yang lebih banyak lagi berjatuhan sebenarnya sama saja dengan genosida, pembunuhan besar-besaran," tulis Pramoedya lagi.
Dari mana semua ini bermula?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kurniasih-istri-yana.jpg)