Order Fiktif di Bandung, Polisi Tunggu Laporan Soal COD Fiktif, Agar Pelaku Bisa Diungkap
Polisi menunggu pihak yang dirugikan memberikan laporan mengenai order fiktif.
Polanya sama, paket dikirim dengan sistem COD, di mana penerima diharuskan membayar barang dan ongkos kirir kepada kurir ekpedisi tepat setelah menerima paket.
Umumnya, sekalipun merasa tak pernah melakukan pemesanan, pemilik alamat tujuan akhirnya melakukan pembayaran karena kasihan pada para pengemudi ojek online, yang juga menjadi korban lantaran kebagian "tugas" mengantar barang dari orderan fiktif yang tidak mereka ketahui itu ke alamat tujuan.
Yanyan mengatakan, Jumat (17/9) itu, orang tuanya dan sejumlah warga di Jalan Cikaso juga sempat berinisiatif untuk tetap membayar pemesanan dengan sistem COD itu meski merasa tak pernah memesan.
Namun, para driver ternyata menolak. Mereka memilih untuk berkoordinasi dengan perusahaannya masing-masing untuk menjelaskan apa yang terjadi.
"Kasihan para driver itu menjadi korban dari perbuatan pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Yanyan.
Yanyan juga berharap pihak berwajib dapat turun tangan menangkap orang-orang yang telah melakukan pemesanan makanan dengan identitas dan alamat fiktif ini.
"Saya berharap mereka mendapatkan hukuman biar jera. Malah saya juga baca-baca di media sosial bahwa kejadian seperti ini bukan yang pertama kali, dan terjadi di kota lainnya, bahkan kerugiannya ada yang mencapai jutaan rupiah," katanya.(nandri prilatama/cipta permana)
Baca juga: Marak Order Fiktif COD di Bandung, Driver Ojol Rugi, Ini Kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung
