Eddy Tansil, Koruptor Kelas Kakap yang Jadi Buron, Pindah-pindah Negara, Sempat Ada di Cina
Pada 8 Mei 1996, Eddy Tansil kabur dari penjara dan terus menghilang. Ia sempat diketahui berada di Cina pada 2013.
Tepat pada hari ini 25 tahun lalu, 8 Mei 1996, koruptor kelas kakap Eddy Tansil kabur dari penjara. Peristiwa itu diisukan sudah direncanakan secara matang dan terstruktur.
Kabar menghebohkan kaburnya terpidana korupsi kelas kakap Eddy Tansil dari penjara mencuat di pemberitaan media massa. Sederet pewartaan tentang kaburnya Eddy Tansil dari LP Cipinang, Jakarta, baru diketahui publik pada 7 Mei.
Informasi resmi soal kaburnya Eddy Tansil disampaikan oleh Menteri Kehakiman Oetojo Oesman. Padahal, Eddy Tansil kabur dari LP Cipinang sejak 4 Mei.
Namun peristiwa kaburnya Eddy Tansil ternyata sangat tertutup karena baru diketahui komandan jaga pada 6 Mei 1996.
Sosok Eddy Tansil
Mantan juragan becak ini bahkan disemati gelar sensasional tapi memalukan yakni koruptor legendaris Indonesia.
Eddy Tansil adalah buronan sepanjang masa bagi Indonesia karena kasus korupsinya tahun 1994.
Saat itu Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) memberikan kredit ke perusahaan Golden Key Gold (GKG) milik Eddy Tansil sebesar 565 juta Dolar AS atau Rp 1,3 triliun.
Tahun 1996 angka Rp 1,3 triliun terbilang sangat besar lantaran UMR Indonesia kala itu hanya Rp 36.000. Jika di kurs saat ini, korupsi Eddy Tansil mencapai Rp 7,9 triliun.
Saat itu hanya Eddy Tansil yang berani korupsi duit rakyat sebesar itu. Pertama kalinya dalam sejarah Indonesia berdiri.
Baca juga: Nasib Jadi Koruptor, Setya Novanto Tampangnya Persis Petani Kampung, Bajunya Safari, Celana Training
Awal Mula Korupsi
Awal mula Eddy Tansil alias Tan Tju Fuan bisa korupsi saat ia memulai bisnisnya sebagai produsen bajaj dan becak.
Usahanya terus berkembang hingga ia bisa membeli perusahaan perakitan sepeda motor ternama dalam negeri.
Usaha Eddy Tansil sempat bangkrut karena Gubernur Jakarta saat itu Ali Sadikin melarang penggunaan bajaj dan becak di ibukota. Nasibnya diselamatkan usaha pabrik cetakan bajanya.
Bahkan Eddy Tansil juga berhasil mendirikan pabrik bir di Fujian, Cina, hingga ia mendapat julukan 'Bapak Bir Fujian'.