Puluhan Siswa Tak Punya Handphone, Numpang Ke Tetangga Saat Belajar Online, Guru Harus "Nguriling"
Masih ada puluhan siswa di SDN Nangewer yang tak miliki handphone untuk belajar online untuk itu guru wajib nguriling pantau murid di rumah
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Kegiatan pembelajaran secara jarak jauh masih diberlakukan di Kabupaten Purwakarta. Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) memastikan para tenaga pengajar inj bekerja sesuai tanggungjawab.
Kepala BKPSDM Purwakarta, Asep Supriatna mengatakan pihaknya beberapa hari lalu sempat mendatangkan SDN 2 Nangewer, Kecamatan Darangdan yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat.
Dirinya pun mengaku melakukan rapat evaluasi pembelajaran di sana.
• Mucul Klaster Industri, Perusahaan Diingatkan, Ada Karyawan Positif Covid-19 Harus Segera Melapor
Kepala SDN 2 Nangewer, Tita Puspita menjelaskan kondisi pembelajaran selama pandemi ialah dengan bersifat jarak jauh atau daring.
Namun, pihaknya masih menemukan kesulitan pada fasilitas.
"Total semua ada 246 orang, dengan 100 orang di antaranya telah memiliki handphone tapi 40 orang lainnya menumpang ke tetangga," katanya.
Kondisi seperti itu, kata Tita, membuat para guru memutar otak agar siswanya tetap mendapatkan pelajaran meski dari rumah.
• Kabar Terkini Dukun Ningsih Tinampi, Pergi ke Turki Tinggalkan Anak Buah, Kini Jadi Beralih Profesi
Akhirnya, Tita menyebut langkah yang diambil ialah para guru diharuskan menemui anak didiknya ke rumahnya masing-masing.
"Kami akhirnya gunakan metode pembelajaran gurling alias guru nguriling ke rumah siswa yang tak miliki handphone atau laptop," ujarnya.
Tita mengharapkan kepada Pemkab Purwakarta untuk dapat memberikan bantuan inventaris handphone android beserta kuota internet bagi siswa.
"Ya kalau tidak ada semoga kami harap ada honor tambahan bagi guru di sini," ucapnya.
• Ramai Soal Gedung Kebudayaan Mirip Sarang Burung Merpati, Ini Kata Perancang, Arsitek Lulusan ITB
Mendengar penjelasan kepala sekolah, Asep mengaku hal ini memang mesti menjadi perhatian pemerintah guna kebijakan pendidikan tepat terutama kepada tenaga pendidik dalam mengabdi di tengah keterbatasan.
Kedatangannya ke daerah terpencil ini pun, kata Asep untuk memastikan tenaga pendidik sebagai SDM yang diupah negara benar-benar mengabdi dengan baik.
"Jadi, kesan di masa pandemi guru hanya makan gaji buta itu salah besar dan perlu diluruskan. Kami pastikan seluruh perangkat yang kami miliki semua bekerja dengan mengerahkan kemampuan yang ada," katanya.