Banjir di Bandung Selatan
Floodway Cisangkuy Beroperasi, Genangan di Dayeuhkolot Bandung Surut Dalam 7 Jam
Beroperasinya Floodway Cisangkuy membuat genangan air di Dayeuhkolot surut dalam waktu tujuh jam.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
(2). Polder Cipalasari-2 (catchment area 11,79 hektare dan volume 1.125 meter kubik)
(3). Polder Cijambe Barat (catchment area 78,20 hektare dan volume 1.125 meter kubik)
(4). Polder Cijambe Timur (catchment area 58,60 hektare dan volume 1.125 meter kubik)
(5). Polder Cisangkuy (catchment area 7,85 hektare dan volume 450 meter kubik).
Kementerian PUPR RI yang telah bersinergi bersama Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemda Kabupaten Bandung membangun Kolam Retensi Andir dan lima polder dengan anggaran sekitar Rp 141 miliar dan ditargetkan selesai pada Desember 2021.
Air yang ditampung di kolam retensi ini nantinya bisa dipompa ke Sungai Citarum dan diolah di Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur untuk berbagai keperluan, dari sumber air bersih hingga pembangkit listrik.
Upaya lain yang sudah dilakukan dalam mengurangi potensi banjir di Kabupaten Bandung adalah pembangunan Sodetan atau Floodway Cisangkuy dan telah beroperasinya Terowongan Nanjung sepanjang 230 meter pada akhir 2019.
Sodetan Cisangkuy sendiri mampu mengalirkan air kurang lebih 220 meter kubik per detik.
Pada prinsipnya, sodetan ini telah mampu berfungsi untuk membantu mengendalikan aliran sungai, sehingga tidak menimbulkan banjir di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot.
Meskipun masih terjadi banjir di kawasan tersebut, sodetan ini akan mengurangi secara signifikan baik dari sisi genangan air maupun dari sisi waktu genangannya.
Baca juga: Black Box Sriwijaya Air Akan Lebih Mudah Ditemukan Jika Kapal-kapal Besar Tak Dekati Titik Jatuh
