Banjir di Bandung Selatan

Floodway Cisangkuy Beroperasi, Genangan di Dayeuhkolot Bandung Surut Dalam 7 Jam

Beroperasinya Floodway Cisangkuy membuat genangan air di Dayeuhkolot surut dalam waktu tujuh jam.

tribunjabar/lutfi ahmad mauludin
Pembangunan Floodway Cisangkuy saat ditinjau sejumlah pejabat beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pembangunan Kolam Retensi Cieunteung, Floodway Cisangkuy, Terowongan Air Nanjung, sampai normalisasi Sungai Citarum berdampak pada pengurangan risiko banjir di Bandung Selatan.

Namun demikian, pembangunan polder, kolam retensi, dan normalisasi anak sungai Citarum lainnya masih terus dilakukan untuk memaksimalkan penanganan banjir di selatan Bandung tersebut.

Kepala BBWS Citarum, Anang Muchlis, mengatakan dengan adanya Floodway Cisangkuy dan Terowongan Air Nanjung yang telah beroperasi, genangan banjir di selatan Bandung jadi cepat surut.

Baca juga: Cemburu PL Kesayangan Layani Pria Lain Pemuda di Indramayu Lakukan Pembunuhan, 2 Desa Nyaris Bentrok

Baca juga: Diajukan Besok ke DPR oleh Jokowi, Calon Kapolri Pengganti Jenderal Idham Mengerucut ke 2 Sosok Ini

Namun demikian, tahun ini pun memang curah hujan mengalami kenaikan sehingga mempertinggi potensi banjir.

"Mungkin kalau tidak ada Floodway Cisangkuy atau Terowongan Nanjung, kejadian banjir seperti kemarin sudah berulang di Dayeuhkolot. Kemarin dari beberapa kejadian banjir, yang tanggal 24 Desember itu, genangan di Dayeuhkolot hanya sekitar 70 cm. Sebelumnya kan sampai sekian meter," kata Anang di Kantor BBWS Citarum, Selasa (12/1/2021).

Debit air Sungai Cisangkuy yang biasanya melimpah, katanya, sudah dialirkan langsung ke hilir tanpa melalui Dayeuhkolot, sehingga mengurangi tinggi muka air yang ada di sekitar Dayeuhkolot secara signifikan.

"Genangan biasanya sampai dengan berapa hari, bisa satu minggu lebih, kejadian kemarin hanya sekitar paling lama tujuh jam sudah surut dia. Ini memang kami belum bisa bicara secara detail karena memang sedang kami lakukan simulasi," katanya.

Untuk mengatasi banjir lebih baik, pihaknya pun tengah membangun Kolam Retensi Andir dan lima polder, berdekatan dengan Kolam Retensi Cieunteung yang sudah beroperasi.

Kolam Retensi Andir ini untuk melindungi pemukiman penduduk yang elevasinya di bawah Sungai Citarum

"Tahun depan selesainya yang Polder Andir. Selain itu juga normalisasi beberapa sungai-sungai di tersebar di beberapa kabupaten, sudah mau tanda tangan kontrak Jumat nanti. Perlu disampaikan kondisi sungai-sungai kita memang cukup parah ya, dalam arti di situ terjadi pendangkalan yang cukup hebat. Selain itu juga adanya okupasi dari masyarakat yang mendirikan bangunan-bangunan di pinggir sungai sehingga lebar sungai menjadi sempit," katanya.

Baca juga: Cerita Dokter di Bandung Penerima Vaksin Covid-19, Dapat SMS dari Kemenkominfo, Begini Isinya

Baca juga: Heboh Temuan Babi Hutan di Pangandaran, Warga Lihat Keanehan di Bagong Itu, Langsung Berpikir Mistis

Sebelumnya, peletakan batu pertama Kolam Retensi Andir dan lima polder di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung dilakukan akhir tahun lalu.

Adapun kolam retensi ini dibangun di lahan seluas 4,85 hektare, luas daerah tangkapan air (catchment area) 148,78 hektare, luas genangan 2,75 hektare, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik. 

Dalam proyek pembangunan ini, dibangun juga lima polder: 

(1). Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 29,79 hektare dan volume tampungan 1.125 meter kubik

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved