Longsor di Sumedang

Developer Perumahan di Cimanggung yang Longsor dan Menewaskan 13 Orang Akan Dipanggil Polisi

Pasalnya, perumahan itu dibangun di atas lereng yang sangat labil dan gembur, sehingga lokasi tersebut dinilai tidak layak untuk dijadikan perumahan.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Istimewa
Bencana tanah longsor menimpa Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Senin (9/1/2021) sore. 

"Saat itu mereka berada di lokasi untuk merespons longsoran pertama. Sementara ini, berdasarkan informasi dari BPBD, diperkirakan banyak orang masih tertimbun longsoran susulan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/1/2021).

Wartawan TribunJabar.id telah melihat lokasi longsor tersebut.

Berdasarkan pantuan di lokasi, Minggu (10/1/2021), tanah longsor di tebing setinggi 20 meter dan lebar 40 meter membuat 14 rumah warga rusak berat.

Baca juga: Detik-detik Longsor di Cimanggung Sumedang, Terdengar Suara Gemuruh, Ada Korban Sekeluarga Tertimbun

Sejumlah rumah bahkan masih tertimbun oleh material longsor tesebut.

Asep (40), warga sekitar, menceritakan detik-detik peristiwa longsor yang terjadi pada pukul 16.00 WIB.

Dia mengatakan, ketika itu cuaca sedang hujan deras.

Tiba-tiba, longsor pun menerjang belasan rumah.

Warga mendengar suara gemuruh yang cukup keras.

"Saat itu warga yang berada di lokasi berlarian keluar kompleks," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Lebih lanjut Asep menjelaskan, sebagian warga sedang berada di dalam rumah.

Dari sejumlah warga itu, ada sebagian yang berhasil menyelamatkan diri, ada juga yang langsung terjebak hingga tertimbun.

Baca juga: Pencarian Korban Longsor Dilanjutkan, Bupati Sumedang; Kemungkinan Masih Banyak yang Tertimbun

"Wilayah terjadinya longsor memang bertepatan di lereng terbing, dan itu merupakan kompleks perumahan yang sudah banyak dihuni banyak warga," ujar Asep.

Menurut Asep, longsoran yang pertama menimpa kompleks yang baru saja dibangun.

Material longsoran terus merambah ke lokasi yang ada di bawahnya.

"Yang miris lagi ada satu keluarga yang tertimbun dan sampai saat ini belum ditemukan," katanya.

Sampai Minggu (10/1/2021), petugas gabungan masih berupaya melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.

Petugas tampak menggunakan berat karena material longsor cukup tebal.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, peristiwa bencana longsir itu menjadi sebuah keprihatinan dan duka mendalam.

"Saat ini, sudah ada 11 orang yang ditemukan meninggal. Kemungkinan masih banyak yang tertimbun, pencarian korban kembali dilanjutkan sejak pukul 09.00 WIB oleh TNI/Polri, Basarnas, BPBD, hingga Satpol PP, mudah-mudahan bisa secepatnya ditemukan," kata Dony.

Petugas saat menyingkirkan material longsor menggunakan alat berat di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1/2021).
Petugas saat menyingkirkan material longsor menggunakan alat berat di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1/2021). (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Sumedang Termasuk Wilayah dengan Potensi Bahaya Tanah Longsor

Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi.

Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 26 kecamatan teridentifikasi berpotensi bahaya dengan kategori tersebut, sedangkan luas bahaya sekitar 60.872 hektare.

Dilihat dari prakiraan cuaca Info BMKG, pada Minggu (10/1) dan esok harinya, Kecamatan Cimanggung masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir.

Sedangkan wilayah Provinsi Jawa Barat, terpantau berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Baca juga: Longsor Cimanggung, 11 Tewas, 8 Masih Dicari, Danramil dan Staf Basarnas Ikut Tertimbun

BNPB berharap masyarakat dapat tetap waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor maupun angin kencang.

Persiapan diri sendiri, keluarga dan komunitas sangat dibutuhkan sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari sedini mungkin, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Menyikapi puncak musim hujan pada Januari hingga Februari, BNPB telah mengingatkan BPBD Provinsi untuk melakukan upaya peringatan dini dan kesiapsiagaan, khususnya di BPBD kabupaten dan kota.

BNPB menyurati Badan BPBD di 34 provinsi untuk terus berkoordinasi dengan BPBD di tingkat kabupaten dan kota. Peringatan dini dan kesiapsiagaan ini didasari data prakiraan potensi banjir dan longsor pada Januari 2021 dari BMKG, yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR, BIG dan PVMBG. (TribunJabar.id/Hilman Kamaludin dan M Syarif Abdussalam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved