Vaksinasi Covid 19 di Jabar
Soal Suntik Vaksin, Ridwan Kamil : 15 Bulan Kelamaan, Cukup 6 Bulan, Siapkan 11 Ribu Tukang Suntik
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berupaya mempercepat waktu pemberian vaksin Covid-19 di Jabar menjadi enam bulan.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
"Itu sudah dialokasikan oleh pemerintah pusat sesuai dengan data yang tercatat. Terakhir angkanya masih 45 ribu, namun angka ini masih akan terus berkembang sesuai dengan jumlah sasaran yang harus kami vaksinasi," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (5/1).
Ahyani mengatakan, jumlah 45 ribu dosis vaksin pada tahap awal ini akan diprioritaskan untuk semua pegawai yang bekerja di fasilitas kesehatan. Sejauh ini yang sudah terdaftar baru 23.891 orang.
"Jadi bukan hanya dokter dan perawat, tapi semua yang bertugas di fasilitas layanan kesehatan, seperti cleaning service, pegawai non-ASN, petugas lapangan, termasuk juga satpam. Intinya semua yang bekerja di fasilitas kesehatan semua menjadi prioritas vaksinasi," ujarnya.
Ahyani mengatakan terdapat 180 fasilitas layanan kesehatan di Kota Bandung yang telah disiapkan sebagai lokasi vaksinasi. Terdiri dari 80 puskesmas dan 34 rumah sakit. Sisanya menggunakan kantor kesehatan pelabuhan, dan beberapa klinik kesehatan.
"Selain mempersiapkan lokasi vaksinasi, kami pun telah mempersiapkan sejumlah petugas penyuntikan atau vaksinator yang telah mengikuti pelatihan. Untuk yang telah melakukan pelatihan tahap pertama saja ada sebanyak 499 tenaga kesehatan. Maka diharapkan jumlahnya terus meningkat, seiring bertambahnya rombongan tenaga kesehatan yang akan mengikuti pelatihan vaksinasi di tahap kedua mulai hari ini," ujarnya.
Terkait rencana penjadwalan simulasi vaksinasi di Kota Bandung, Ahyani menjelaskan, pihaknya masih menunggu keputusan dari Pemerintah provinsi Jawa Barat.
"Karena kita harus tahu timeline dari provinsi juga. Tapi untuk kapan vaksinasi, bila sesuai dengan jadwal awal kami di tanggal 14 Januari" katanya. (cipta permana)
Baca juga: AC Milan vs Juventus Terancam Batal Digelar, Dua Pemain Si Nyonya Tua Positif COVID-19
Pegal dan Demam Usai Disuntik
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan efek samping mungkin akan terjadi pascapenyuntikan vaksin Covid-19, yang akan dimulai pada 13 Januari nanti. Menkes mengatakan, mereka yang telah disuntik vaksin Covid-19 mungkin akan merasakan pegal-pegal dan demam.
Oleh karena itu, para tenaga kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi tahap pertama, sebaiknya tidak diberi suntikan vaksin pada hari yang sama secara sekaligus.
"Arahan dari Bapak Presiden, karena kemungkinan akan ada sedikit dampak, misalnya pegal sedikit, demam sedikit, jadi dalam satu Puskesmas, misalnya ada 4 perawat, jangan sampai di hari yang sama kita vaksin semua, kita antisipasi betul efek itu, maka vaksin dulu untuk 2 orang," ujar Menkes di Gedung Kemendagri, Jakarta, Selasa(5/1).
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan bahwa mutu dan keamanan vaksin Covid-19 terjaga sejak kedatangan vaksin Coronavac pada tanggal 6 dan 31 Desember 2020, hingga keluarnya izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Lucia Rizka Andalusia, mengatakan BPOM telah menerbitkan sertifikat Lot Release untuk 1,2 juta vaksin dari kedatangan pertama pada 6 Desember 2020, dan akan segera menerbitkan sertifikat lot release untuk 1,8 juta vaksin yang datang pada 31 Desember 2020.
Sertifikat Lot Release ialah persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam memastikan kualitas vaksin. Persyaratan ini merupakan standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yaitu berupa proses evaluasi yang dilakukan otoritas obat di setiap negara untuk menjamin mutu setiap lot atau setiap batch vaksin tersebut.
"Untuk penerbitan sertifikat ini, Badan POM melakukan pengujian di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional," ujarnya saat memberi keterangan pers perkembangan vaksinasi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.