Cerita Pasien Positif Covid-19, Awal Mula Terpapar, Gejala yang Dirasakan, dan Rahasia Kesembuhannya
Kasus positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus meningkat. Bagaimana awal gejalanya? Ini yang dirasakan
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Ichsan
Akumulasi kasus Covid-19 Kota Tasikmalaya kini mencapai 1.276 orang. Sebanyak 809 orang diantaranya masih dirawat dan lebih dari 200 orang isolasi mandiri.
Saat ini pihaknya tengah menyiapkan dua rumah sakit baru milik Dinas Kesehatan Kota yang masih dalam taraf finishing.
"Ada alternatif lain yakni hotel. Tapi masih menunggu persetujuan BNPB," kata Yusuf.
Penyelesaian dua rumah sakit saat ini dipacu untuk memindahkan pasien isolasi mandiri.
Baca juga: Sindiran Menohok Hotman Paris, Sebut-sebut Soal Pihak yang Memfitnahnya, Siapa yang Dimaksud?

2 Pasien Covid-19 Meninggal, Keluarga Hanya Bisa Melihat Pemulasaran Jenazah dari Monitor CCTV
Dua pasien positif Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, meninggal, Sabtu (12/12).
Kedua pasien yang tak bisa bertahan itu, satu berjenis kelamin perempuan meninggal dini hari. Satu lagi meninggal subuh.
Koordinator Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 RSU dr Soekardjo, Ajat Sudrajat, mengungkapkan, hari ini pihaknya mengurus dua jenazah pasien Covid-19.
"Keduanya meninggal dini hari dan subuh. Salah satunya adalah perempuan berusia sekitar 80 tahun," kata Ajat.
Proses pemulasaraan, ujar Ajat, menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Yakni mengenakan APD lengkap termasuk ustad yang mengawasi pemulasaraan dan menjadi imam solat jenazah.
Untuk menghindari paparan, setiap pasien Covid-19 yang meninggal dunia selalu dipulasara di kamar isolasi.
Mulai dari tayamum, mengkafani, menyolatkan hingga memasukkan ke dalam peti mati sudah terbungkus plastik.
"Sehingga pada saat keluar dari ruang isolasi, tinggal diangkut ke ambulans untuk dimakamkan secara protokol kesehatan," kata Ajat.
Diberitakan sebelumnya, anggota komisi V DPRD Jabar, Siti Muntamah mengusulkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat segera membangun rumah sakit darurat bagi penanganan pasien Covid-19.
Hal tersebut, berdasarkan perkembangan data terkonfirmasi pasien positif covid-19 kian menghawatirkan setiap harinya di sejumlah kabupaten/kota di Jabar, bahkan jika penanganan ketersediaan ruang isolasi atau tempat tidur pasien Covid-19 terlambat maka menurutnya akan menjadi sangat berbahaya.
"Kepada Dinas Kesehatan Jawa Barat saya usulkan, segera secepatnya untuk membuat rumah sakit darurat, saat ini sedang digodok dan saya minta jangan lama-lama karena peningkatannya (pasien positif covid-19) siginifikan, dan kalau terlambat ini bisa sangat berbahaya," ujarnya, Rabu (2/12/2020) lalu.
Ia pun mencontohkan Kota Bandung saja yang penduduknya kurang lebih 2,4 juta ini sewaktu-waktu bisa terjadi 'ledakan' kasus jika penanganannya lambat.
"Akan membahayakan suatu hari kalau sudah sangat penuh dan Kota Bandung ini yang sempit dengan jumlah penduduknya 2,4 juta jiwa, akan bisa menjadi ledakan kasus, karena banyak yang tidak tertangani," ucapnya.
Baca juga: Remaja 16 Tahun di Purwakarta Jadi Korban Rudapaksa, Pelaku Mengancam Bunuh Korban bila Tak Dituruti

41.04 Persen Pasien Covid-19 yang Dirawat di Kota Bandung Ber-KTP Luar Kota Bandung
Hampir setengah dari kapasitas ruang rawat pasien positif Covid-19 di Kota Bandung diisi oleh warga dari luar Kota Bandung.Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita mengatakan saat ini semua ruang isolasi yang dimiliki Pemerintah Kota Bandung sudah 93 persen terisi.
"Ruang isolasi 93 persen (terisi). Luar kota Bandung 41,04 persen," ujar Rita, saat dihubungi, Jumat (11/12/2020).
Menurut Rita, daerah tetangga seperti Kabupaten Bandung memiliki keterbatasan jumlah ruang isolasi pasien Covid-19. Sehingga, dirawat di Kota Bandung.
"Karena ketersediaan RS di Luar kota Bandung, Kabupaten tetangga (Kabupaten Bandung) sedikit, jadi tidak mencukupi untuk masyarakat nya," katanya.
Dikatakan Rita, masyarakat Kota Bandung pun ada yang dirawat di luar Kota Bandung seperti di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) di Jalan Kolonel Masturi, Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Sebelumnya, ketua harian tim gugus tugas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan saat ini sudah sekitar 78 kamar tambahan untuk isolasi pasien Covid-19.
Sedangkan untuk penggunaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 baru sebatas wacana sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus.
"Wacana penggunaan GBLA hanya sebuah antisipasi, jangan sampai ketika suatu hari kita membutuhkan, kita tidak punya tempat isolasi,” ujar Ema.