Pasien Operasi Terpaksa Menunggu, Karyawan RSUD Al Ihsan Unjuk Rasa, Termasuk Dokter dan Perawat
elayanan di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, sempat terganggu menyusul unjuk rasa ratusan karyawan
Selain berorasi, para peserta aksi juga memasang spanduk berukuran besar berisi tulisan, "Maaf, kami sudah lelah Pak Gubernur, Pak Kadis, Pak Direktur!" Dalam bertanda forum karyawan RSUD Al Ihsan, mereka juga menulis, #SAVERSUDALIHSANPROVJABAR.
• Ini 3 Calon Direktur RSUD Al Ihsan, Pelantikan Tunggu Keputusan Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Terbatas
Penjabat Direktur RSUD Al Ihsan, dr Undang Komarudin, mengaku tak dapat berbuat banyak menyikapi tuntutan para karyawan karena sebagai penjabat direktur, kewenangannya terbatas.
Undang mengatakan, ia diangkat menjadi penjabat Direktur RSUD Al Ihsan, Februari lalu.
"Plt tidak boleh melaksanakan kebijakan strategis, termasuk kebijakan mengangkat atau memberhentikan pegawai" ujarnya.
Mengenai open biding pemilihan Direktur RSUD Al Ihsan definitif, kata Undang, juga bukan kewenangannya.
"Itu kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat," ujarnya.
Bentuk Tim
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti, yang kemarin, datang ke RSUD Al Ihsan, mengaku menemui peserta aksi adalah bentuk tanggungjawabnya dalam membina seluruh karyawan rumah sakit. Ia mengaku akan memfasilitasi Forum Karyawan RSUD Al Ihsan.
"Akar permasalahannya (RSUD Al Ihsan) sudah lama, ketika poengelolaan RSUD ini diserahkan ke Pemprov Jabar. Pada waktu itu hanya penyerahan rumah sakitnya, tapi urusan kepegawaiannya ada yang terlupakan, salah satunya soal kepastian hukum kepegawaian. Itu yang dituntut teman-teman," kata Berli.
Berli memastikan akan secepatnya menyampaikan permasalahan tersebut kepada Gubernur Jawa Barat agar gubernur dapat secepatnya memberikan solusi. Ia juga akan membentuk tim untuk membantu menyelesaikan permasalahan itu.
"Tidak ada yang tidak mungkin untuk diwujudkan, yang penting kita berusaha serius dengan mengkaji aturan-aturan yang berlaku. Sejak awal diserahkan ke pemprov pada 2006 sampai sekarang, tentunya banyak aturan yang berubah dan kita akan menyesuaikan dengan aturan yang berlaku," tuturnya.
Namun demikian, Berli mengaku tak bisa memastikan kapan permasalahan ini bisa selesau=i.
"Saya tidak bisa mengatakannya karena masalahnya sudah lama, sudah kompleks, beranak pinak. Kalau kangker, sudah menyebar ke mana-mana, sudah berdampak ke mana-mana," tambahnya.
Berli mengakui, sudah sejak lama RSUD Al Ihsan ini bermasalah. "Kami sadari bahwa selama sekian tahun sudah terjadi mismanagemen, salah urus di rumah sakit ini. Buktinya salah urus banyak permasalahan yang terjadi," ujarnya. (mumu mujahidin)