Pieter Belum Dapat Bantuan Pasca-gempa Palu, Andalkan Sisa Makanan di Rumah untuk Bertahan Hidup

Sudah satu pekan Pieter bersama enam kepala keluarga lainnya belum mendapat bantuan dari relawan atau pemerintah setempat.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribunnews/Irwan Rismawan

Apa itu likuifaksi?

Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, menjelaskan likuifaksi adalah gejala peluluhan lapisan pasir lepas yang bercampur dengan air.

Peluluhan, satu di antaranya, dapat diakibatkan oleh guncangan gempa.

"Hilangnya daya dukung lapisan tanah akibat likuifaksi dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan dan atau mengeringnya sumber-sumber air pada sumur gali yang tergantikan oleh material non kohesif (pasir)," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, Sabtu (6/10/2018).

Syarat-syarat terjadinya likuifaksi, lanjut dia, adalah lapisan tanah non kohesif berbutir pasir halus atau pasir lanauan yang kondisinya jenuh air atau muka air tanah dangkal (kurang dari 10 m).

Kemudian, syarat lainnya, adanya aktivitas gempa (umumnya magnitud lebih dari 6.0 SR).

Likufaksi, sambung Rudy, terdiri dari dua tipe, yaitu likufaksi tipe siklik (cyclic liquefaction) dan tipe aliran flow liquefaction).

Tipe siklik cenderung terjadi pada tanah yang lebih padat dan efeknya terjadi di dalam tanah yang lebih dalam.

"Tipe aliran biasanya cenderung merusak di dekat permukaan tanah seperti air sumur menjadi kering terisi pasir dan semburan pasir bercampur air/lumpur," katanya.

(Tribun Jabar/Fidya Alifa/Yongky Yulius)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved