Politikus PDIP Dipecat dari Partai, ''Dipecat karena Mengkritisi Itu Kebanggaan''
Dolvianus punya sejumlah alasan tidak menyetujui Marianus Sae ditetapkan sebagai bakal calon gubernur karena Marianus bukan kader PDI Perjuangan.
“Berbagai aspirasi telah ditampung, dan keputusan telah diambil, serta bersifat final. Bagi yang tidak setuju pada kepentingan kolektif partai, maka Partai akan menegakkan disiplin Partai," ujarnya.
Baca: Ribuan Botol Minuman Keras Ilegal Digilas Jadi Serpihan di Mapolres Sumedang
PDI Perjuangan, sambung dia, memiliki tradisi demokrasi Pancasila. Pasangan calon yang ditetapkan untuk membumikan Pancasila, menjaga NKRI, Kebhinekaan Indonesia, dan UUD 1945.
Pasangan calon tersebut akan diikutsertakan dalam sekolah para calon kepala daerah. Dengan demikian, ketajaman visi dan misi serta komitmen kekuasaan untuk rakyat menjadi ciri utama bagi seluruh pasangan calon PDI Perjuangan.
Hasto meyakini, masyarakat NTT sangat paham posisi politik PDI Perjuangan yang benar-benar hadir sebagai kekuatan persatuan bangsa.
"PDI Perjuangan sangat kokoh membela Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Kebhinekaan Indonesia. Karena itulah, sikap yang ditunjukkan Dolvianus adalah sikap perorangan sehingga sangatlah pantas sekiranya partai memberikan sanksi yang tegas," ujarnya.
Berita ini telah diterbitakan di Kompas.com, dengan judul: Saya Bangga Dipecat dari Partai, daripada Dipecat karena Korupsi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/nggota-dprd-provinsi-nusa-tenggara-timur-ntt-dolvianus-kolo_20171230_141222.jpg)