Dulu Supervisor di Perusahaan Asal India, Supriyanto Kini Jadi Penjaga Makam dan Sempat Dihina Warga

Inilah kisah Supriyanto, seorang mantan supervisor yang banting setir menjadi penjaga makam.

(KOMPAS.COM/Fitri Anggiawati)
PENJAGA MAKAM - Supriyanto saat menunjukkan luasan area TPU Karang Baru Banyuwangi. Supriyanto adalah seorang mantan supervisor yang banting setir menjadi penjaga makam. 

Sebab, ia kerap mendapatkan bantuan tak terduga mulai dari Jumat Berkah hingga pembagian sembako yang kadang datang tiba-tiba. 

"Tuhan Maha Baik, Tuhan Maha Adil," ucapnya lirih.

Baca juga: Kisah Anak Buruh Bengkel Berhasil Diterima Kedokteran Unand, Kini Didatangi Dirjen Dikti dan Rektor

Sempat Dihina Warga Karena Kesalahpahaman

Supriyanto bercerita, suatu hari air matanya jatuh setelah harga dirinya direndahkan oleh orang lain.

Saat itu warga yang merasa telah membayar secara kolektif ke pihak RT merasa tidak terima karena makam keluarga dianggap kotor, sedangkan dana tersebut sejatinya tidak pernah sampai ke Supriyanto.

Dibantu sang anak dan ditengahi oleh pihak yayasan, warga tersebut akhirnya meminta maaf kepadanya. Namun, hati Supriyanto kala itu kepalang kecewa karena hinaan dan ancaman yang ia terima. Pengabdiannya seperti tak dihargai.

"Kemudian Pak Lurah mengusulkan, sama yayasan dipanggil dan saya diberitahu bahwa saya akan dapat sedikit honor katanya. Saya syukuri itu," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Enam bulan setelah kejadian tersbeut, honor pertamanya cair, meringankan sedikit beban di pundaknya yang saat itu tidak bisa lagi bekerja serabutan karena usianya yang telah menua. 

Dulu ia melakoni berbagai macam pekerjaan, mulai dari berjualan ikan asin, buka bengkel kecil-kecilan hingga jual beli burung. Namun, seiring usia dan musibah yang sempat menimpa, ia kini hanya mengandalkan pendapatan dari makam.

"Saya juga izin ke yayasan untuk mendirikan warung kopi. Dulu ini tempat sampah, saya bersihkan, saya buat warung kopi, lumayan membantu juga," tuturnya.

Karena menjalani profesinya dengan keikhlasan, tak jarang Supriyanto tak keberatan jika harus merogoh kocek pribadinya untuk mendukung perawatan makam, salah satunya membeli alat potong rumput sendiri. 

Diakui Supriyanto, di usia tuanya serta kecelakaan motor yang sempat ia alami, kaki kanannya tak dapat bergerak bebas, sehingga ia memilih untuk menggunakan alat bantuan untuk meringankan kerjanya.

"Saya tidak minta ganti. Saya ikhlasnya," ucapnya lagi. 

Baca juga: Besaran Denda Pelanggaran dalam Operasi Zebra Lodaya 2025 Berlaku di Jawa Barat

Baginya, tak perlu meragukan kebaikan Tuhan. 

Jika mengerjakan rutinitas itu dengan tulus ikhlas, kebaikan pun akan datang kepadanya. 

Dia dengan antusias bercerita bahwa sering mendapatkan rezeki, baik melalui Jumat Berkah hingga pembagian sembako yang tak terduga.

Sumber: Kompas
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved