Dulu Supervisor di Perusahaan Asal India, Supriyanto Kini Jadi Penjaga Makam dan Sempat Dihina Warga

Inilah kisah Supriyanto, seorang mantan supervisor yang banting setir menjadi penjaga makam.

(KOMPAS.COM/Fitri Anggiawati)
PENJAGA MAKAM - Supriyanto saat menunjukkan luasan area TPU Karang Baru Banyuwangi. Supriyanto adalah seorang mantan supervisor yang banting setir menjadi penjaga makam. 

Ia pun putar otak agar keluarganya bisa menyambung hidup.

Sebelum kembali ke Banyuwangi, ia telah lebih dulu mencari lowongan pekerjaan melalui kerabat dan mendapatkan pekerjaan di Kantor Pemda Banyuwangi dengan gaji Rp 650.000 kala itu, nominal yang jauh di bawah gajinya sebagai supervisor di Pekalongan.

Sedangkan istrinya mengabdi sebagai guru agama di sebuah sekolah swasta dengan gaji Rp 400.000.

Akan tetapi karena terdesak berbagai macam kebutuhan, ia melakoni berbagai macam pekerjaan serabutan yang membuatnya kewalahan dan gagal terjaring ketika tes pengangkatan apatur sipil negara.

Meski mimpinya padam, ia tetap bersusah payah menjaga mimpi anak-anaknya tetap hidup, anak keduanya bahkan berhasil menempuh S2 dari universitas kenamaan di Indonesia dan mendapatkan tawaran pekerjaan ke Jepang. 

Namun, kehidupan terus berjalan, begitu juga dengan ujian yang juga datang silih berganti. 

Mulai dari istrinya yang sakit-sakitan, hingga anak keduanya yang menjadi kebanggaan keluarga, berpulang karena penyakit tifus.

Dengan berbagai ujian hidup, Supriyanto mengakui ada kalanya dirinya merasa lelah, namun ia tidak ingin menyerah.

Ia memilih untuk menghadapi ujian itu dan terus berbaik sangka kepada Tuhan.

Sejak lulus SMK, ia telah dilatih mandiri dan ditempa menjadi sekeras baja.

Maka ia kuatkan diri untuk bertahan menghadapi ujian hidup.

Baginya, itu fondasi penting karena ia menjadi sandaran bagi anak istrinya. Namun, Supriyanto memilih jalan tenang serta berpisah, dan kehidupannya kemudian bermuara pada tugasnya kini sebagai juru makam.

Menjadi seorang penjaga makam, ia meniatkan untuk mengabdikan diri dan berbagai pertolongan Tuhan datang kepadanya.

Di mana istrinya yang dulu sakit-sakitan karena riwayat komplikasi dan bergantung pada obat, kini telah pulih.

Kini meski pendapatannya hanya Rp 500.000 tanpa bisa bekerja serabutan lagi karena kondisi fisiknya, Supriyanto tetap dipenuhi rasa syukur.

Sumber: Kompas
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved