Terungkap Penyebab Keracunan MBG di Lembang, Berikut Penjelasan Tim Investigasi BGN

Penyebab ratusan siswa di Lembang, Bandung Barat, keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) berhasil terungkap.

tribun jabar/rahmat kurniawan
KERACUNAN MBG - Foto arsip sejumlah siswa yang diduga mengalami keracunan MBG masih berdatangan ke Posko Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, KBB, Rabu (29/10/2025). Penyebab ratusan siswa di Lembang, Bandung Barat, keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) berhasil terungkap. 

Ringkasan Berita:
  • Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) umumkan penyebab keracunan MBG di Lembang
  • Keracunan MBG berasal dari kadar nitrit dalam makanan
  • Jumlah korban di Cibodas lebih banyak dibanding di Kayu Ambon

 

TRIBUNJABAR.ID - Penyebab ratusan siswa di Lembang, Bandung Barat, keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) berhasil terungkap.

Penjelasan penyebab keracunan ini diumumkan oleh Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN). 

Sebelumnya penyebab keracunan MBG diduga karena kualitas air.

Namun berdasarkan hasil pemeriksaan, Tim investigasi menyimpulkan keracunan dikarenakan tingginya kadar nitrit dalam makanan.

"Hasil ini berdasarkan rapid test dan uji air bersih dari Labkesmas Bandung Barat, serta penjelasan dari Kepala SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi)," ujar Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Arie Karimah Muhammad, di Jakarta, Minggu (9/11/2025).

Dari hasil pemeriksaan, Tim Investigasi menemukan kandungan nitrit pada hidangan Program MBG yang berasal dari SPPG Kayu Ambon dan SPPG Cibodas 2, Bandung Barat.

Di SPPG Kayu Ambon, nitrit positif terdeteksi pada menu tumis pakcoy yang merupakan sisa makanan di sekolah.

Baca juga: Pemprov Jabar Terbitkan Surat Edaran Tentang Mekanisme Hukuman Bagi Siswa Nakal

Menu MBG di sekolah tersebut terdiri dari nasi putih, ayam betutu Bali, tahu goreng, tumis pakcoy bawang putih, dan pisang.

Sementara itu, di SPPG Cibodas 2, nitrit positif ditemukan pada nasi putih, tumis wortel, jagung mini putren, dan kembang kol, baik pada bank sampel maupun sisa makanan di sekolah.

Menu MBG di sekolah itu adalah nasi putih, ayam giling bola-bola, tumis wortel, jagung mini putren dan kembang kol, serta buah lengkeng.

“Hasil uji fisik, kimia, dan mikrobiologi air bersih di kedua SPPG tersebut semuanya memenuhi standar,” ujar Arie.

Kandungan nitrit pada menu dari SPPG Cibodas 2 lebih tinggi dibandingkan SPPG Kayu Ambon.

Hal ini menjelaskan mengapa jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan dari Cibodas 2 lebih banyak, yaitu 236 orang, dibandingkan 44 orang dari Kayu Ambon.

Menu dari Cibodas 2 diketahui selesai dimasak sekitar pukul 02.00 dini hari dan baru dikirim ke sekolah pada pukul 06.30.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved