Merawat Permainan Tradisional, Anak-anak Panti Asuhan di Lembang Lomba Balap Karung hingga Egrang

Kegiatan yang digelar merupakan langkah untuk mendekatkan diri kepada masyarakat hingga meningkatkan kepedulian sosial.

tribunjabar.id / Rahmat Kurniawan
Anak-anak LKSA Yayasan Sinar Fajar Indonesia saat mengikuti sejumlah permainan tradisional di halaman yayasan 

Laporan Reporter Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Puluhan anak-anak terlihat semringah dan tertawa lepas saat mengikuti sejumlah permainan tradisional seperti, balap karung, egrang batok, hingga balap kelereng. Mereka adalah anak-anak spesial dengan berbagai latar belakang yang diasuh oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Yayasan Sinar Fajar Indonesia di Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Yakop Piter Balimbisip (14), misalnya, Dia terlihat bersemangat untuk memenangkan balap karung dengan 4 peserta lain. Meski terlihat sederhana, Yakop mengaku begitu senang dangan permainan tradisional yang diinisiasi oleh DPW Nasdem Jabar tersebut.

"Senang sekali, jarang-jarang kan. Sudah lama juga tra memainkan balap karung, biasanya cuma di 17-an," kata Yakop di lokasi, Jumat (7/11/2025).

Yakop yang telah 11 bulan yayasan tersebut terlihat ceria hingga ikut memainkan sejumlah permainan lain, seperti memindahkan gelas pakai balon, estafet balon, dan memindahkan sedotan ke botol.

"Yang paling seru memang tadi balap karung, tapi jaraknya pendek," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Bendahara DPW Nasdem Jabar, Sopiyandi mengatakan, selain menggelar turnamen permainan tradisional, pihaknya juga melakukan bakti sosial sebagai rangkaian HUT ke-14 Partai Nasdem.

"Sebelumnya kita sudah mengadakan kegiatan donor darah, pengobatan gratis, kunjungan ke Panti Asuhan. Kebetulan sekarang dalam rangka HUT partai ini, ini kunjungan yang ke-5 ke panti asuhan," kata Sopiyandi.

Sopiyandi menuturkan, kegiatan yang digelar merupakan langkah untuk mendekatkan diri kepada masyarakat hingga meningkatkan kepedulian sosial. Digelarnya turnamen permainan tradisional merupakan salah satu perbedaan dari kegiatan yang dilakukan sebelumnya.

Permainan-permainan tradisional harus terus dirawat dan dikenalkan kepada generasi muda agar terus lestari agar tidak hilang di tengah gempuran permainan digital yang serba daring.

"Khusus di tempat ini, kalau tempat-tempat lain kita hanya berkunjung, berdiskusi. Disini kita tambah, makanya selain kunjungan, kita ingin juga mendekatkan kita dengan anak-anak yatim itu berinteraksi dalam satu perlombaan. Perlombaan yang sifatnya sih tradisional, kita juga ingin mengangkat kembali permainan-permainan tradisional yang ada di kita, biar anak-anak juga lebih tahu lagi."

" Jadi tidak main gejet (gadget) lagi, harusnya berinteraksi secara persuasif, pribadi, biar mereka terasah lagi kompetisinya, sportifitasnya, emosionalnya, empatinya. Itu salah satu tujuan kita untuk bagaimana mengadakan kegiatan lomba ini," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved